Jumat 16 Apr 2021 22:22 WIB

Khasiat Puasa bagi Pengidap Penyakit Autoimun

Autophagy dipercaya memainkan peran petning dalam sistem kekebalan tubuh

Penyakit autoimun.
Foto: Picpedia
Penyakit autoimun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam di seluruh dunia sudah memasuki bulan Ramadan. Pada bulan yang disucikan ini, ibadah puasa menjadi aktivitas utama yang dijalankan umat Muslim. Selain dimaksudkan sebagai bentuk ibadah, ternyata puasa juga memberi khasiat bagi kesehatan.

Salah satu dampak puasa bagi kesehatan adalah memberikan efek pada regenerasi sel. Efek ini akan terjadi secara alami, dan dikenal dengan sebuatan autophagy. Autophagy adalah proses alami di dalam tubuh, ketika sel membersihkan jaringan yang rusak di dalam tubuh. 

Salah seorang yang meyakini khasiat autophagy bagi kesehatan adalah Niken Tantyo Sudharmono. Sebagai orang yang memiliki spektrum autoimun, Niken tidak hanya menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan. Ia menjadikan puasa sebagai rutinitasnya. 

Manusia memiliki sistem kekebalan dalam tubuhnya, yang biasa dikenal dengan istilah sistem imun. Sistem imun adalah sebuah sistem pertahanan tubuh pada jaringan, organ, dan sel. Sistem imun ini berfungsi melindungi tubuh dari benda asing, infeksi, dan penyakit.

Namun, ada kalanya sistem imun malah menyerang sel sehat di dalam tubuh manusia. Inilah yang menyebabkan seseorang menderita penyakit autoimun. Panyakit ini tergolong kompleks dan sulit disembuhkan. 

“Kalau tidak sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, saya rutin berpuasa minimal 17 jam. Bahkan, bisa sampai ratusan jam. Tapi, puasa yang saya lakukan tidak sama dengan puasa Ramadhan. Saya masih tetap minum air mineral, air lemon, air rebusan jahe, teh hijau, dan supplemen,” kata Niken dalam keterangan tertulisnya.

Niken sudah lama memiliki spektrum autoimun. Tak mudah baginya untuk bisa sembuh dari autoimun. Ia sudah mencoba berobat ke dokter spesialis autoimun, baik di dalam maupun luar negeri. Beruntung, Niken sedari kecil sudah gemar membaca. Ia pun lalu mencari jurnal kedokteran yang membahas soal autoimun. 

“Tekad saya, sebagai pengidap autoimun, saya harus bisa beraktivitas seperti layaknya orang tanpa autoimun, tanpa rasa takut kambuh lagi. Tapi, saya sempat berada di ambang rasa putus asa karena saya sadar penyakit autoimun tak ada obat penyembuhnya,” ujar Niken.

Lalu, Niken menjalankan autophagy, yang pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Jepang, Yoshinori Ohsumi. Pada dasarnya, autophagy merupakan reaksi normal sel imunitas tubuh, untuk memakan sel-sel yang berpotensi menjadi sel-sel penyakit. Berkat penemuannya ini, Yoshinori meraih Nobel Kesehatan dan Kedokteran tahun 2016.

Autophagy dipercaya memainkan peran petning dalam sistem kekebalan tubuh, dengan cara membersihkan racun dan agen infeksi di dalam tubuh. Penelitian membuktikan, autophagy dapat meningkatkan prospek sel dalam menghadapi infeksi penyakit menular dan neurodegeneratif dengan cara mengendalikan peradangan. Selain itu, autophagy juga diyakini dapat membantu melindungi sel dari masuknya mikroba ke dalam tubuh. 

Bagi Niken, autophagy adalah salah satu rangkaian dari formula yang bisa diterapkan orang yang memiliki spektrum autoimun agar tetap bisa sehat dan bugar. Formula ciptaannya itu dinamai Lifestyle of Health (LOH). Ada tiga tahap dalam formula LOH ini. Karenanya, ia menamakanya dengan LOH123.

“Tahap pertama menerapkan pola makan free dairy product, semisal susu, keju, atau yoghurt. Saya juga tidak mengonsumsi gluten, sugar free, dan telur. Begitu pun tanaman jenis nightshade seperti tomat, terong, dan cabai,” tutur Niken. 

Untuk tahap kedua dari LOH123, Niken amat memperhatikan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. “Saya lebih mementingkan vitamin D3, glutathione, dan probiotik. Untuk membersihkan racun dalam tubuh, saya mengonsumsi kyolic dan candida support,” ucap peremuan kelahiran Bandung ini.

Pada tahap ketiga, Niken melakukan LOH untuk mencapai autophagy. Tahap ketiga ini dilakukan melalui beberapa tahapan, bisa dimulai dari water fasting 16 jam, hingga lebih lama lagi. Jadi, jelas puasa memiliki khasiat yang berguna bagi kesehatan. Salah satunya adalah proses autophagy yang terjadi pada tubuh selama menjalankan puasa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement