REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Durasi anak menatap layar gawai atau screen time turut memengaruhi kebiasaan makan mereka. Semakin lama screen time yang mereka miliki, semakin buruk kebiasaan makan mereka.
Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi di Spanyol yang melibatkan lebih dari 3.800 anak kecil dan remaja berusia 8-16 tahun. Selama studi berlangsung, peneliti melakukan pengukuran tingkat aktivitas fisik, kecenderungan pola hidup sederntari, gaya hidup, dan obesitas pada para partisipan dan keluarga mereka.
Tim peneliti juga menjadikan diet Mediterania sebagai acuan pola makan sehat dalam studi ini. Alasannya, diet Mediterania merupakan salah satu diet atau pengaturan pola makan yang paling lengkap, seimbang, dan sehat.
"Karena diet ini dapat mencegah obesitas dan dapat mencegah penyakit kardiovaskular," ungkap ahli gizi dan peneliti Julia Warnberg dari University of Malaga, seperti dilansir EurekAlert!.
Melalui studi yang dimuat dalam Journal of Clinical Medicine ini, peneliti mengungkapkan bahwa screen time yang lebih besar pada anak kecil dan remaja berkaitan dengan konsumsi makanan sehat yang lebih rendah dan konsumsi makanan tak sehat yang lebih tinggi.
Makanan sehat yang dimaksud adalah jenis-jenis makanan yang menjadi dasar dalam diet Mediterania, seperti buah, sayur, legum, ikan, dan kacang-kacangan. Sedangkan, makanan tak sehat yang dimaksud meliputi makanan manis, permen, dan makanan cepat saji.
Baca juga : Pengalaman Lima Kali Menonton Bioskop Kala Pandemi
Menurut para ahli, penting bagi anak kecil dan remaja untuk menerapkan diet Mediterania. Diet ini dapat membantu membantu kebiasaan makan yang baik sejak dini, menurunkan risiko obesitas pada anak-anak dan remaja, serta meningkatkan kesehatan mereka di masa dewasa.
"Penting untuk mendorong pola makan ini, beserta kebiasaan gaya hidup (sehat), seperti melakukan aktivitas fisik dan mengurangi kebiasaan sedentari," kata peneliti menjelaskan.
Tim peneliti juga mendapati bahwa tingkat pendidikan orang tua turut memengaruhi gaya hidup anak kecil dan remaja. Tingkat pendidikan yang rendah cenderung memicu terbentuknya pola makan dan pengetahuan mengenai gizi yang kurang baik pada anak.