REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Film Godzilla vs. Kong diprediksi tidak akan sesukses di China, walaupun film ini menjadi awal yang baik di tengah krisis box office selama pandemi Covid-29. Sebagai film yang paling dinanti, Godzilla vs. Kong juga akan tayang di HBO Max berbarengan dengan rilisnya di bioskop.
Meskipun tersedia juga untuk ditonton di rumah, ada banyak pandangan dalam melihat film tersebut muncul di box office. Dengan lebih banyak bioskop kembali dibuka (termasuk di pasar-pasar utama seperti New York dan Los Angeles), serta vaksinasi Covid-19 yang sudah didistribusikan, Godzilla vs. Kong bisa menjadi barometer.
Dilansir di laman Screen Rant, Rabu (31/3), sebelum debutnya di AS, Godzilla vs. Kong yang dirilis di beberapa pasar internasional meraup pendapatan 122 juta dolar AS di seluruh dunia. Di China, film itu meraup 70 juta dolar AS. Angka tersebut hanya sebagian kecil dari biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk Godzilla vs. Kong sebelum Covid-19.
Meski begitu, angka tersebut sebenarnya adalah rekor baru untuk pembukaan box office internasional tertinggi selama pandemi (mengalahkan pendapatan film Tenet sebesar 53 juta dolar AS).
Mengingat situasi saat ini di mana Covid-19 masih terjadi, raihan Godzilla vs. Kong merupakan awal yang bagus. Di AS, pendapatan film tersebut diproyeksi tidak terlalu tinggi, tetapi masih ada alasan untuk tetap optimistis.
Godzilla vs. Kong diharapkan mampu menghasilkan 30 juta dolar AS di AS selama lima hari pertama penayangan. Film ini mulai hadir di bioskop AS pada Rabu (31/3). Analis Wall Street, Eric Handler, memprediksi tentang perilisan film tersebut di AS.
"Saya tidak berharap melihat angka yang mendekati box office di China, tapi saya rasa, semoga kita bisa melihat langkah yang lebih baik di AS dari rilis Hollywood baru-baru ini," ujar Handler.