Selasa 23 Mar 2021 12:35 WIB

Fakta Mutasi Virus Corona Le Variant Breton Asal Prancis

Mutasi virus corona 'Le Variant Breton' tak bisa terdeteksi dengan PCR.

Mutasi virus corona 'Le Variant Breton' tak bisa terdeteksi dengan PCR.
Foto: www.freepik.com
Mutasi virus corona 'Le Variant Breton' tak bisa terdeteksi dengan PCR.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas kesehatan di Prancis belum lama ini menemukan varian virus corona baru bernama "le variant breton" di wilayah Brittany. Menurut mereka, virus ini lebih sulit dideteksi walau tampaknya tak lebih berbahaya atau menular.

Direktur penyedia layanan kesehatan ARS regional, Stephane Mulliez dalam sebuah konferensi pers mengatakan, temuan ini berasal dari delapan orang lansia yang menunjukkan gejala umum COVID-19. Tetapi tes polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif.

Baca Juga

Padahal, tes yang memanfaatkan usap hidung ini biasanya sangat akurat. Setelah tim medis melakukan pengujian lebih lanjut yakni memanfaatkan sampel darah serta lendir dari saluran pernapasan yang lebih dalam barulah pasien itu diketahui terkonfirmasi COVID-19. Menurut direktur regional badan kesehatan nasional Sante Publique Prancis, Alain Tertre, seperti dikutip dari Medical X Press, Selasa (23/3), satu kemungkinannya, virus menyebar lebih cepat antara saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah.

"le variant breton" tak lebih mematikan dari varian lain. Media Prancis, LaDepeche melaporkan, delapan pasien yang terinfeksi varian baru virus corona meninggal.

Walau begitu, pejabat kesehatan setempat mengatakan hal ini tidak berarti itu varian baru lebih mematikan daripada jenis lainnya seperti B117. Kementerian Kesehatan Prancis, seperti dikutip dari Insider, menyatakan, belum ada bukti jenis virus ini lebih mudah ditularkan daripada versi virus lainnya.

Menurut mereka, perlu lebih banyak penelitian untuk mencari tahu apakah varian ini bisa menghindari vaksin atau antibodi dari infeksi virus corona sebelumnya. Profil genetik varian menunjukkan "le variant breton" tidak berbagi mutasi kunci dengan B.1.351 dan P.1, varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan Brasil, yang lebih menular dan sebagian dapat menghindari vaksin.

Varian dari Brittany berada dalam satu kelompok strain dengan varian yang pertama kali terlihat di California Selatan. Varian dalam kelompok itu, bernama Clade 20C, diperkirakan merupakan seperlima dari infeksi virus corona dunia pada April, menurut Nextstrain yang melacak evolusi virus korona dari waktu ke waktu.Lebih lanjut, terkait varian baru virus yang lebih sulit dideteksi, ARS menambahkannya ke dalam daftar varian yang sedang diselidiki (VUI) WHO, walau belum masuk kategori varian yang menjadi perhatian (VOC).

"Analisis awal tidak menunjukkan peningkatan bahaya atau penularan dibandingkan dengan virus aslinya," kata ARS dalam sebuah pernyataan.

Untuk saat ini hanya varian corona dari Inggris, Brazil dan Afrika Selatan yang masuk dalam daftar VOC, dari ratusan yang telah ditemukan para peneliti di seluruh dunia. Langkah antisipasi Menurut Tjandra, sementara ini ada tiga langkah antisipasi yang bisa orang-orang lakukan untuk semua jenis mutasi virus corona, termasuk "le variant breton", salah satunya meningkatkan angka pemeriksaan whole genome sequencing seperti yang dilakukan di Inggris.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement