Selasa 16 Mar 2021 23:47 WIB

Industri Fesyen Bandung Gelar Virtual Fashion Show

Virtual fashion show bisa membuat orang lebih tertarik pada produk yang dipamerkan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Monel, brand fesyen asal Kota Bandung menggelar virtual fashion show yang disiarkan secara live.
Foto:

Di kesempatan yang sama, Arkiv Vilmansyah mengatakan ia mengadaptasikan karyanya dalam koleksi busana khusus wanita urban dengan tema cartoon.

“Lihat dari sisi kolaborasi, saya dari dulu suka kartun, memang makanan saya dari kecil. Monel punya kesamaan juga. Ada sisi yang lain yang gak bisa kita ungkap, tapi kita punya kesamaan,” kata seniman asal Bandung ini.

MonelxArkiv mengeluarkan 6 koleksi yang memiliki sentuhan gaya sporty feminine, casual chic, sleek and timeless, sporty, sophisticated, dan edgy, seperti looks yang diperlihatkan pada saat fashion trunk show yang disertai fashion preview.

Kualitas bahan yang dipilih Monel, seperti cotton high density, kaos combad interlock, babyterry, serta variasi tulle dot, membuatnya digandrungi banyak pecinta fesyen hijab.

Monel yang dirikan pada 2011 merupakan buah pemikiran dari lima orang sahabat yakni Irma Mariam, Minna Mekkarina, Dessy Mayasari, Tintin Sutiarsih, dan Lina Rooslina.

Menurut Irma, mereka memutuskan untuk terjun ke bisnis fesyen hijab karena sama-sama merasa kesulitan saat mencari busana hijab kasual. Saat itu, kata dia, busana hijab identik dengan harganya yang mahal.

Kelimanya kemudian membuka lini busana sendiri dengan tagline Made with The Passion for Fashion yang menyasar segmentasi wanita usia 20-40 tahun. Pembelian bisa dilakukan di store utama Jalan Buahbatu No 87 atau melalui akun Instagram resmi @monelboutique.

“Ada misi dakwah sedikit. Nggak usah takut pakai hijab, masih bisa keren,” katanya.

Dengan 40 karyawan, Monel yang baru saja membuka toko baru di Pondok Indah Mall (PIM) Jakarta, tetap bertahan di masa sulit. Sudah tak terhitung berapa kali try and error dilakukan Monel untuk menemukan formula yang pas dalam mengembangkan brand.

“Di masa pandemi, kecintaan seorang entrepreneur dilihat saat masa sulit, bukan masa bagusnya,” kata Irma.

 

Irma berharap, industri fesyen Bandung masih menjadi barometer di Indonesia. UMKM Bandung diyakini bisa menjadi local pride sehingga perekonomian bisa bangkit kembali. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement