Kamis 25 Feb 2021 14:09 WIB

Ahli Gizi Luruskan Mitos yang Sebut Lemak tidak Sehat

Lemak harus dikonsumsi dalam jumlah dan kualitas yang tepat.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Liposuction merupakan tindakan medis untuk menghilangkan lemak di area tertentu (Foto: ilustrasi sedot lemak)
Foto: Pxhere
Liposuction merupakan tindakan medis untuk menghilangkan lemak di area tertentu (Foto: ilustrasi sedot lemak)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah Anda menghindari konsumsi lemak karena takut berat badan bertambah? Apakah lemak memang tidak sehat dan mempengaruhi jantung?

Jika pertanyaan seperti itu ada di benak Anda, ahli gizi di India Pooja Makhija mengungkapkan berbagai mitos dan kesalahpahaman terkait lemak lewat video di Instagram. "Makan lemak tidak membuat Anda gemuk, tapi makan jenis lemak yang salah atau makan terlalu banyak lemak bisa membuat Anda gemuk," kata Makhija dilansir di Indian Express, Kamis (25/2).

Dia menyebut lemak itu penting. Meskipun memiliki reputasi buruk dalam budaya diet sehat jantung saat ini, Makhija menegaskan lemak adalah senyawa yang penting. Untuk itu, dia menyarankan lemak harus dikonsumsi dalam jumlah dan kualitas yang tepat.

Makhija mengatakan ada lemak baik dan lemak jahat. Makanan olahan dan kemasan biasanya mengandung lemak jahat, termasuk lemak trans dan minyak sayur inflamasi. Lemak itu menyebabkan lemak tubuh dan peradangan, yang menjadi penyebab penyakit kronis.

Apakah lemak baik itu? Makanan alami yang berasal dari alam mengandung lemak baik, meliputi lemak poli dan lemak tak jenuh tunggal. Lemak yang tepat meningkatkan metabolisme, merangsang pembakaran lemak tubuh, mengurangi rasa lapar, mengoptimalkan profil kolesterol, bahkan membalikkan diabetes tipe-2, serta meningkatkan kesehatan jantung. Dengan menurunkan LDL kolesterol jahat dan meningkatkan HDL kolesterol baik, Makhija mengatakan lemak juga dapat menurunkan trigliserida dan tekanan darah.

Makhija menjelaskan, tubuh tidak dapat memproduksi asam lemak, dan lemak baik adalah sumber asam lemak tersebut. Otak sebagian besar terdiri dari lemak, dan membutuhkan aliran lemak yang stabil agar berfungsi dengan baik. Porsi terbesar lemak itu berasal dari Omega 3, disebut juga DHA yang dibutuhkan untuk memudahkan pergerakan antarsel.

Akses mudah ke lemak berkualitas baik itu meningkatkan kognisi, kebahagiaan, pembelajaran, dan memori. Sebaliknya, penelitian menghubungkan kekurangan asam lemak Omega 3 dengan depresi, kecemasan, gangguan bipolar, dan bahkan skizofrenia.

Makan cukup lemak juga diperlukan untuk keseimbangan hormon. Kekurangan lemak bisa meningkatkan risiko kemandulan. Khususnya, vitamin A, D, K, dan E larut dalam lemak yang berarti lemak dibutuhkan dalam tubuh untuk penyerapannya. Usus membutuhkan lemak makanan untuk menyerap nutrisi itu.

Berapa banyak lemak yang harus dimiliki? Makhija mengatakan sekitar 20 persen dari asupan kalori harian harus berasal dari lemak.

"Lemak dibutuhkan untuk kulit, rambut, otak, fungsi jantung, pengaturan suhu tubuh antara lain," ujar Makhija.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement