REPUBLIKA.CO.ID, Perut kembung merupakan keluhan yang mungkin pernah dirasakan hampir setiap perempuan. Oleh karena itu, cukup banyak perempuan yang tak menyadari bahwa perut kembung yang terjadi secara persisten atau terus menerus bisa jadi merupakan gejala kanker.
Hanya sekitar 17 persen perempuan yang memilih untuk memeriksakan diri ke dokter ketika mengalami perut kembung persisten. Padahal, lebih dari 50 persen perempuan akan memeriksakan diri ke dokter ketika mengalami gejala kanker lain, seperti benjolan atau perubahan bentuk tahi lalat.
Hal ini pula yang terjadi pada Della Ogunleye. Perempuan asal London tersebut merasakan kembung di perut selama berbulan-bulan. Akan tetapi, dia merasa hal tersebut bukan sesuatu yang serius.
"Saya melakukan diagnosis sendiri dan berpikir bahwa perut kembung itu terjadi karena sesuatu yang dia makan," ujar Ogunleye, seperti dilansir Huffington Post.
Ogunleye sama sekali tak berpikir bahwa keluhan perut kembung yang dia rasakan merupakan gejala kanker. Namun karena keluhan yang dia rasakan mulai memberat, Ogunleye memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter.
"Saya mulai merasa sangat lelah dan rasa kembung tidak berkurang, itu seperti bukan saya, saya tahu saya harus mengunjungi dokter," ungkap Ogunleye.
Ogunleye harus melakukan tiga kali konsultasi sebelum akhirnya terdiagnosis dengan kanker ovarium. Pada konsultasi pertama dan kedua, dokter masih beranggapan bahwa keluhan yang dialami Ogunleye disebabkan oleh masalah pencernaan dan konstiipasi.
Karena keluhan tidak membaik, pada kunjungan ketiga Ogunleye diminta untuk menjalani tes darah. Tes tersebut bertujuan untuk mengecek zat bernama CA125 di dalam tubuh Ogunleye. CA125 merupakan zat yang diproduksi beberapa sel kanker ovarium. Kadar CA125 yang tinggi seringkali menjadi pertanda dari kanker ovarium. Hasil dari tes tersebut menunjukkan bahwa kadar CA125 di dalam tubuh Ogunleye meningkat.
"Terapi saya berlangsung dengan cepat, saya mengunjungi dokter spesialis dan segera memulai kemoterapi," jelas Ogunleye.