Sebaliknya, saat memanaskan cairan seperti air di atas kompor atau di dalam ketel, sumber pemanas menghangatkan wadah dari bawah. Itu adalah saat proses yang disebut konveksi terjadi, yang menghasilkan suhu seragam sempurna di seluruh ketel.
Jika memanaskan secangkir air dalam microwave selama 90 detik (seperti yang dilakukan para peneliti), maka medan listrik perangkat memanaskannya dari semua sudut, tidak hanya dari bawah. Bagian atas air mug mungkin mendidih, sedangkan dasarnya berbeda suhu. Karena seluruh gelas itu juga mengalami pemanasan, maka proses konveksi tidak terjadi, dan cairan di bagian atas wadah menjadi jauh lebih panas daripada cairan di bagian bawah.
3. Santai dan jangan terburu-buru
Ada manfaat mental dari melewatkan microwave. Sama seperti tradisi coffee break Swedia yang dikenal dengan Fika, minum teh adalah jeda dalam momentum hari yang tiada henti.
Artinya, ada waktu membenamkan diri dalam momen yang tenang, atau kesempatan untuk melambat. Memanaskan air teh di microwave terasa tidak sesuai dengan tradisi itu dan sifat teh jadul yang santai.
Teh paling baik jika lambat dan disengaja melambat. Microwave mempercepat teh, menipu sistem, dan menghilangkannya dari asalnya.
Di seluruh dunia, ada begitu banyak teh yang direndam dalam banyak cara. Beberapa, seperti pu-erh, bahkan memiliki upacara pembilasan jika dinikmati secara resmi.
Ada juga pembilasan teh itu sendiri, di mana air panas dituangkan di atas teh sebentar lalu dibuang. Matcha membutuhkan pengadukan yang hati-hati untuk mempersiapkan dengan benar. Tradisi teh berbeda-beda, dan penting untuk tidak mengabaikannya.