Ahad 07 Feb 2021 05:10 WIB

Faktor Ini Tanda Orang Berpotensi Terkena Serangan Jantung

Peneliti sebut ada satu faktor kunci yang mungkin dapat memprediksi serangan jantung.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Peneliti sebut ada satu faktor kunci yang mungkin dapat memprediksi serangan jantung.
Foto: Pixabay
Peneliti sebut ada satu faktor kunci yang mungkin dapat memprediksi serangan jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deteksi dini penyakit jantung menjadi salah satu cara penting dalam mencegah hal yang tidak diharapkan di kemudian hari. Saat ini, sekelompok peneliti mengklaim bahwa ada satu faktor kunci yang mungkin dapat memprediksi serangan jantung atau stroke di masa depan. Faktor ini bisa dicegah bertahun-tahun sebelum gejala muncul.

Sebuah studi baru dari Edith Cowan University yang diterbitkan pekan ini di Journal of American Heart Association, dilansir Eat This, Sabtu (6/2), menemukan bahwa orang yang mengalami kalsifikasi aorta abdominal (AAC) memiliki risiko dua hingga empat kali lebih tinggi menderita kardiovaskular di masa depan. Selain itu, semakin banyak kalsifikasi di dinding pembuluh darah, semakin besar risiko masalah kardiovaskular di masa mendatang.  Peneliti juga menemukan bahwa orang dengan penyakit ginjal dan AAC berisiko lebih besar mengalami masalah kardiovaskular daripada mereka yang hanya menderita AAC.

Baca Juga

"Penyakit jantung sering kali merupakan silent killer karena banyak orang tidak tahu bahwa mereka berisiko atau memiliki tanda peringatan dini, seperti kalsifikasi arteri perut atau koroner," kata Kepala peneliti Associate Professor Josh Lewis dari ECU's School of Medical and Health Science, dan Heart Foundation Future Leader Fellow.

Dia menjelaskan aorta abdominalis adalah salah satu tempat pertama di mana penumpukan kalsium di arteri dapat terjadi. Jika mengambilnya lebih awal, maka dapat mengintervensi dan menerapkan perubahan gaya hidup serta pengobatan untuk membantu menghentikan perkembangan kondisi.

Studi ini juga menunjukkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kondisi tersebut, termasuk pola makan yang buruk, gaya hidup tidak banyak bergerak, merokok, dan genetika. Diharapkan semakin banyak orang akan menggunakan temuan ini untuk membantu mengidentifikasi risiko sejak dini dan bertindak sesuai yang dibutuhkan.

Kalsifikasi aorta abdominalis sering ditemukan secara tidak sengaja dalam banyak tes rutin, seperti pemindaian tulang belakang lateral dari mesin kepadatan tulang atau rontgen. “Dan sekarang kami memiliki gagasan yang jauh lebih baik tentang prognosis pada orang-orang ini saat terlihat," katanya lagi.

Faktor risiko ini juga bisa menjadi peringatan dini bagi dokter, di mana mereka perlu memeriksa dan menilai risiko pasien terhadap serangan jantung atau stroke. Pada akhirnya, jika dapat mengidentifikasi kondisi ini lebih cepat, orang dapat mengubah gaya hidup dan memulai perawatan pencegahan lebih awal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement