Rabu 03 Feb 2021 06:49 WIB

Onkolog: 1 dari 8 Perempuan Berisiko Terkena Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan jenis kanker terbesar yang menyerang perempuan.

Kanker payudara (ilustrasi). Satu dari delapan perempuan berisiko terkena penyakit kanker payudara dalam hidupnya, dengan berbagai faktor risiko yang dimiliki.
Foto:

Selanjutnya, riwayat haid atau menstruasi juga memiliki risiko terkena kanker payudara, yaitu jika menstruasi terjadi pertama kali pada usia di bawah 12 tahun. Selain itu, seseorang yang mengalami menopause juga berisiko terkena kanker payudara apabila menopause itu terjadi pada usia sekitar 48 tahun atau dengan paparan hormon estrogen lebih dari 35 tahun.

"Itu ada hitungannya sebenarnya. Kalau paparan hormon itu berlangsung lebih dari 35 tahun, dia akan masuk ke dalam faktor risiko. Misalnya ada ibu umur 60 tahun, dia menopause pada usia 55 tahun dan dia menstruasi pertama umur 12 tahun. Jadi kurang lebih 43 tahun dia terpapar oleh hormon. Maka dia masuk ke dalam faktor risiko," katanya.

Begitu juga dengan riwayat reproduksi yang juga berisiko terkena kanker payudara. "Karena orang yang tidak punya anak berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Karena pada saat wanita itu hamil kanker payudara diperkirakan berhubungan dengan hormon estrogen. Pada saat wanita hamil, payudaranya istirahat dan estrogennya dipakai oleh rahim untuk elastis," kata dia.

Riwayat radiasi atau terapi radiasi pada daerah leher dan dada saat anak usia muda juga berisiko terkena kanker payudara. "Riwayat radiasi yang dimaksud adalah bukan radiasi seperti rontgen, CT Scan atau mamografi. Riwayat radiasi di sini adalah radiasi terapi untuk keganasan atau kanker-kanker di daerah dada, leher pada usia muda," katanya.

Sementara itu, gaya hidup juga memengaruhi seseorang untuk terkena kanker payudara. Gaya hidup yang berisiko terkena kanker payudara adalah konsumsi lemak secara berlebihan, mengonsumsi alkohol dan nikotin atau merokok.

Untuk mencegah risiko kanker payudara karena gaya hidup tersebut, perlu dilakukan perubahan gaya hidup, yaitu dengan menghindari konsumsi bahan-bahan yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Selain itu, pemeriksaan dini juga perlu dilakukan untuk mencegah risiko tingkat keparahan yang lebih besar dan mempercepat proses penyembuhan.

"Jadi, kenapa penting melakukan deteksi dini kanker payudara? Karena semakin dini kanker payudara dideteksi, makin banyak pilihan terapi, makin tinggi angka kesembuhan dan makin rendah biaya yang dikeluarkan," kata dr. Walta Gautama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement