Rabu 06 Jan 2021 13:58 WIB

Pandemi, Berat Badan Orang Dewasa Muda Mudah Bertambah

Makan secara emosional menonjol di antara orang dewasa muda

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Gita Amanda
Burger merupakan menu makan tak sehat. Berat badan orang dewasa muda mudah bertamah di masa pandemi.
Foto: Foxnews
Burger merupakan menu makan tak sehat. Berat badan orang dewasa muda mudah bertamah di masa pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jika Anda merasa pandemi Covid-19 telah membuat berat badan bertambah, Anda tidak sendirian. Sebuah penelitian baru yang ditulis oleh trio ilmuwan dari Departemen Perawatan Kesehatan Pencegahan Universitas Southern California di Journal of Adolescent Health menggambarkan bagaimana para orang dewasa muda yang makan terlalu banyak dan tidak makan terlalu banyak sama-sama naik berat badannya. Tindakan ini sebagai respons terhadap pandemi.

Kedua kelompok itu telah menambah berat badannya sejak pandemi dimulai. Kelompok yang mengatakan makan berlebih naik rata-rata 5,55 pon antara periode baseline, yaitu Oktober 2018 sampai Oktober 2019 dan periode tindak lanjut dari Mei hingga Juli 2020. Sebaliknya, kelompok yang mengatakan mereka tidak makan berlebih hanya naik berat badan rata-rata 2,54 pon.

Baca Juga

Semua peserta yang terdaftar dalam penelitian ini mereka duduk di kelas sembilan sekolah menengah atas di Los Angeles. Penulis mencatat bahwa mereka memilih sekolah yang berpartisipasi dalam studi untuk mencapai keragaman sosiodemografi dan regional. Para peneliti mengatakan temuan mereka memiliki implikasi yang lebih luas.

“Orang dewasa muda mungkin sangat rentan terhadap masalah kesehatan mental yang merugikan terkait dengan pandemi," kata para penulis, dilansir Salon.com, Rabu (6/1).

Para penulis menyebut mayoritas orang dewasa muda tidak memiliki karir yang mapan dan kemungkinan besar akan kehilangan pekerjaan di tengah pandemi. Selain itu, mahasiswa menghadapi gangguan pendidikan yang disebabkan oleh transisi ke pembelajaran jarak jauh.

Salah satu cara untuk mengatasi stres dan emosi negatif adalah dengan makan, tapi umumnya pola makannya tidak sehat, seperti makan lebih dari biasanya atau makan-makanan tidak sehat yang kaya kalori dan tidak bergizi. Secara umum, makan secara emosional menonjol di antara orang dewasa muda dan ini menyebabkan kenaikan berat badan.

Ini bukan studi pertama yang menunjukkan pandemi dapat menyebabkan orang bertambah berat badan. Bulan lalu, sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan bioteknologi Gelesis mengklaim telah menemukan 71 juta orang Amerika mengalami kenaikan berat badan selama pandemi. Selain itu, seperti yang diamati oleh Tom Philpott dari Majalah Mother Jones baru-baru ini, orang Amerika mendapat lebih dari setengah kalori mereka dari makanan ultra-proses.

Makanan tersebut mencakup tambahan gula dan lemak yang menyebabkan penambahan berat badan. Hampir 90 persen orang Amerika memiliki setidaknya satu tanda disfungsi metabolik dan lebih dari 40 persen mengalami obesitas. Semua itu membuat risiko masalah kesehatan yang lebih serius, terlebih jika mereka terinfeksi Covid-19. Selain karena pola makan, tempat gym tutup juga sangat berpengaruh karena lebih sedikit orang yang keluar untuk olahraga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement