REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah studi menemukan lockdown akibat pandemi Covid-19 telah memengaruhi memori individu dalam mengingat peristiwa. Para ahli menilai penurunan memori itu mirip seperti orang yang telah bertahun-tahun di penjara.
Penelitian yang dipimpin oleh tim dari University of Aberdeen di Skotlandia ini melibatkan 277 partisipan dan meminta mereka menyebutkan tahun terjadinya sejumlah peristiwa. Kejadian-kejadian tersebut berkisar dari tahun 2017 hingga 2021.
Hasilnya, yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE, menunjukkan lebih banyak peserta yang salah memperkirakan waktu peristiwa yang terjadi pada tahun 2021, dibandingkan peristiwa yang terjadi pada 3 atau 4 tahun sebelumnya.
Peningkatan kesalahan dalam persepsi waktu kejadian ini berkorelasi positif dengan tingkat depresi dan kecemasan yang dilaporkan serta tuntutan fisik dan mental selama pandemi, tetapi berkorelasi negatif dengan ukuran resiliensi (kemampuan seseorang untuk bertahan dan memulihkan diri dari kesulitan).
Keakuratan dalam mengingat waktu kejadian lebih buruk pada orang-orang yang memiliki tanda-tanda kecemasan, depresi, dan stres yang lebih tinggi. Namun, mereka yang memiliki resiliensi yang lebih tinggi lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan kesalahan.
“Temuan ini konsisten dengan persepsi yang buruk tentang waktu kejadian yang dilaporkan sebelumnya pada narapidana penjara,” kata Profesor Arash Sahraie dari Fakultas Psikologi University of Aberdeen seperti dilansir dari Siasat, Ahad (4/6/2023).
Menurut Sahraie, pandemi Covid-19 secara efektif telah menghilangkan kemampuan untuk mengingat kapan suatu peristiwa terjadi. Sahraie menafsirkan temuan ini secara luas dalam kaitannya dengan lanskap waktu.
Lockdown akibat pandemi telah menghilangkan semua penanda waktu yang biasa terjadi, seperti perayaan ulang tahun, semua titik penanda waktu yang biasa terjadi, seperti perayaan ulang tahun, pemakaman, liburan, dan berkumpul bersama keluarga atau teman.
“Salah satu penjelasan untuk temuan ini mungkin berkaitan dengan bagaimana kondisi psikologis kita mengubah persepsi tentang berlalunya waktu. Tanpa poin-poin itu, acara-acara tersebut menyatu menjadi satu,” kata dia.
“Meskipun kita mulai memahami dampak pandemi terhadap ekonomi, kesehatan fisik, dan kesehatan mental kita, masih banyak yang harus dipahami tentang bagaimana lockdown yang diberlakukan bisa terus memengaruhi kita dengan cara yang berbeda di masa depan,” kata Sahraie.