Kamis 31 Dec 2020 19:54 WIB

Dokter Ingatkan Jangan Beli Terompet, Apa Bahayanya?

Dokter menyarankan masyarakat untuk tak membeli terompet kertas maupun fiber.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Pedagang menyelesaikan pembuatan terompet (Dok).
Foto:

Sumber penularan, menurut Nurhayati, bukan hanya Covid-19. Terompet juga bisa menjadi sumber penularan penyakit lainnya, seperti infeksi TBC, hepatitis, dan infeksi saluran napas.

"Ketika pandemi, kita takutkan infeksi Covid-19," tutur dokter yang praktik di Primaya Hospital Karawang, Jawa Barat ini.

Nurhayati menjelaskan, berdasarkan penelitian, virus SARS-CoV-2 ini bisa bertahan lebih lama pada permukaan kardus atau kertas karton, yakni hingga 24 jam. Pada jenis permukaan ini virus bisa menempel lebih stabil.

Sementara itu, pada bahan plastik, virus bisa bertahan dua sampai tiga hari. Dalam hal ini pada permukaan terompet yang terbuat dari plastik.

photo
Pedagang mengecek suara terompet kertas yang sudah jadi di Kawasan Glodok, Jakarta, Rabu (27/12/2017). - (Republika/Mahmud Muhyidin)

"Selain harus menjaga kebersihan tangan dan permukaan benda-benda yang disentu, kita juga harus menjauhi terompet karena ketika sudah dicoba dari mulut ke mulut, air liur bisa memudahkan perpindahan virus, langsung menempel pada permukaan atau kertas karton terompet," jelas Nurhayati.

Selama pandemi ini, Nurhayati menyarankan untuk tidak menggunakan terompet dalam bentuk apapun. Ia mengingatkan, masyarakat tidak tahu di antara atau sekelilingnya ada orang yang terinfeksi Covid-19.

"Apalagi ditempat keurmunan orang banyak yang sangat-sangat memudahkan penularan Covid-19," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement