Rabu 30 Dec 2020 11:38 WIB

Guru Besar IPB Temukan Alasan Meningkatnya Stunting di Bogor

Angka stunting di Kota Bogor meningkat karena rendahnya pemberian ASI.

Prof Dr Evy Damayanthi, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Dewan Guru Besar (DGB) IPB University.
Foto:

Evy juga menyoroti bagaimana pandemi COVID-19 membatasi kegiatan penyuluhan tatap muka, tapi edukasi gizi dan kesehatan harus tetap dilakukan sehingga perlu dikembangkan berbagai inovasi kegiatan dengan mempertimbangkan protokol kesehatan.

Selain itu, perlu dipertimbangkan pemberian Sertifikasi ASI bagi ibu yang lulus dalam pemberian ASI Eksklusif sebagai bentuk penghargaan. Evy juga merekomendasikan agar tetap dilakukan Program Kader Pemantau ASI yang dilakukan setiap bulan untuk memantau bayi per wilayah agar tetap mendapatkan ASI eksklusif.

photo
Air Susu Ibu (ASI) - ()

Pentingnya fokus masalah gizi itu juga ditegaskan oleh Prof Dr Hardinsyah, Guru Besar IPB University yang juga Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia dan Presiden of Federation of Asian Nutrition Societies (FANS).

Hardinsyah menyebutkan bahwa masih ditemukan kasus balita di bawah garis merah (gizi kurang) di Kota Bogor berpotensi menjadi kronik dan stunting. Permasalahan gizi ini akan berdampak buruk pada kualitas sumber daya manusia, daya saing dan ekonomi masyarakat, bangsa dan negara.

Dia mengatakan bahwa stunting dapat berdampak pada tingkat kecerdasan serta kerentanan terhadap penyakit dan menurunkan produktivitas, yang memiliki dampak berkepanjangan di masa depan.

 

"Tapi saya optimistis Kota Bogor memiliki keunikan dan kemampuan untuk menjadi terdepan dan teladan dalam pencegahan anemia dan stunting. Pendekatan keluarga, rukun tetangga (RT) dan Posyandu yang fokus pada ibu hamil dan ibu menyusui di masa pandemi akan memiliki daya ungkit potensial dalam membumikan upaya ini," ujar Hardinsyah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement