Ahad 20 Dec 2020 07:44 WIB

Orang Berpenyakit Mental Disarankan Dapat Vaksin Covid-19

Menurut peneliti orang dengan penyakit mental dianggap sangat rentan tertular Covid

Rep: Rizky Surya/ Red: Christiyaningsih
Vaksin baru (ilustrasi)
Foto: ABC News
Vaksin baru (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Peneliti Australia menyerukan agar orang-orang dengan penyakit mental serius untuk diberikan akses prioritas ke vaksin Covid-19 ketika sudah tersedia. Mereka dianggap sangat rentan tertular Covid-19.

Para peneliti dari Universitas Queensland (UQ) Australia mengutip penelitian sebelumnya yang menunjukkan orang dengan penyakit mental yang serius lebih mungkin terinfeksi virus. Mereka juga berpeluang mengalami gangguan kesehatan yang lebih buruk dan tingkat kematian lebih tinggi saat terinfeksi.

Baca Juga

"Orang dengan penyakit mental serius harus dimasukkan ke dalam kelompok prioritas seperti masyarakat adat, lansia, dan orang dengan penyakit penyerta jika vaksin yang dikembangkan dianggap aman dan efektif," kata Profesor Dan Siskind dari UQ dilansir Xinhua pada Sabtu (19/12).

Siskind menambahkan tindakan pencegahan harus diambil untuk mengantisipasi hambatan dalam penyuntikkan vaksin Covid-19 bagi penderita gangguan mental. Ia mengakui penderita gangguan mental sulit menerima tindakan pencegahan penyakit, seperti vaksinasi.

"Bukti dari program vaksinasi yang ada menunjukkan mungkin ada tantangan dalam memvaksinasi kelompok-kelompok ini baik pada tingkat kesehatan individu maupun masyarakat," ujar Siskind.

Siskind menyebut sebagian orang dengan penyakit mental mungkin percaya bahwa vaksin tidak aman atau bahkan penyebab penyakit tersebut. Karena itu, dia menyarankan untuk menggunakan program kesehatan fisik yang ada dan memberikan vaksinasi dari klinik kesehatan mental untuk membantu meningkatkan vaksinasi.

"Para profesional kesehatan mental memiliki keterampilan unik untuk membantu mendidik orang-orang dengan penyakit mental yang serius, dan dapat menyampaikan pesan yang jelas dan individual berdasarkan hambatan vaksinasi," ucap Siskind.

"Mereka dapat memainkan peran kunci dalam mengadvokasi akses prioritas ke vaksinasi Covid-19 bagi mereka dengan penyakit mental yang serius, serta memfasilitasi penggunaannya," pungkas Siskind.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement