REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan menu pada sebuah restoran biasanya dianggap wajar sebagai variasi. Namun, bagaimana dengan perubahan pada bahan makanan yang digunakan?
Restoran cepat saji McDonald’s di Selandia Baru, menurut New Zealand Herald pada Kamis (10/12), membuat perubahan jangka panjang untuk sebuah bahan pada menunya. McDonald's mengganti keju yang digunakan untuk makanannya sejak Oktober lalu.
Bagi warga Selandia Baru yang tidak terlalu memperhatikannya, mungkin tidak masalah atau malah tidak menyadarinya. Namun, bagi pelanggan yang teliti, ini adalah sebuah perubahan besar.
Menurut laman itu, meskipun rasa kejunya tidak berubah secara drastis, warnanya sangat berbeda. Keju McDonald's sebelumnya lebih berwarna oranye, tetapi sekarang terlihat kuning.
Pihak restoran cepat saji itu mengonfirmasi bahwa mereka memang telah membuat sedikit perubahan pada kejunya hingga warnanya juga tak lagi oranye.
"Perubahan warna keju merupakan bagian dari reformulasi kebijakan penggunaan pewarna alami, perasa, dan jaminan produk tanpa pengawet buatan, yang merupakan bagian dari komitmen global," kata pihak restoran.
Mereka menjelaskan, potongan keju McDonald's memiliki sekitar 30 kriteria yang dapat diukur dan kualitasnya diperiksa dan dibandingkan dengan keju yang diproduksi untuk pasar lain. Mereka mengatakan, hal itu untuk memastikan konsistensi.
Keju McDonald's Selandia Baru dibuat dan diiris oleh Fonterra di Eltham, dan warnanya berasal dari paprika dan annatto. Keju McD di Selandia Baru sama di seluruh Australia.
Seorang pelanggan yang menyadari perubahan pada keju McD itu pertama kali melihat perbedaan saat membeli makanan pada malam hari. Keesokan harinya, ia pergi ke cabang lain dan mendapati warna keju McD tidak lagi oranye seperti yang selama ini akrab di matanya.
"Saya ke cabang lain dan memesan produk berbeda yang ada kejunya, ternyata kejunya juga kuning, bukan oranye," tuturnya seraya mengatakan bahwa itu tidak terlalu mengubah rasa produk McD.
McDonald's telah berkomitmen untuk menghilangkan perasa buatan dan penambahan pewarna dari sumber buatan untuk Happy Meals pada akhir 2022. Mereka juga berencana untuk mengurangi bahan pengawet buatan jika memungkinkan di Happy Meals tanpa mengorbankan keamanan, rasa, kualitas, atau nilai makanannya.