REPUBLIKA.CO.ID, Sekitar jutaan lebih karyawan sejak Maret lalu telah mengalami pasang surut bekerja di rumah. Meskipun banyak dari mereka yang menikmati manfaat, keseimbangan kerja atau hidup yang lebih baik, dan otonomi yang lebih besar selama hari kerja, hal itu tak terlepas dari kerugian. Ketegangan pada kesehatan mental karyawan setelah peralihan ini sudah menjadi perhatian utama.
Faktanya, 76 persen janji temu kesehatan mental yang disediakan oleh layanan Unum's Help@Hand selama musim panas terkait dengan stres, kecemasan, atau depresi. Namun, bukan hanya kesehatan mental yang perlu diwaspadai. Bekerja jarak jauh juga dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan fisik karyawan yang mungkin tidak terduga atau tidak diketahui.
Pihak perusahaan perlu memberi tahu karyawan mereka tentang risiko dan mengambil langkah-langkah untuk membuat mereka nyaman dan sehat. Manajer Rehabilitas dan Kesejahteraan Unum, Beth Husted telah membagikan tiga bahaya umum yang dihadapi karyawan saat bekerja dari rumah dan tips tentang cara mencegahnya gangguan fisik, dilansir Wellbeing News, Senin (7/10) :
1.Tech Neck
Tech Neck adalah tekanan yang ditimbulkan pada otot di leher, punggung, dan bahu dari menatap gawai atau komputer dalam jangka waktu yang lama. Gejala umumnya adalah sakit kepala, leher kaku, dan kejang otot.
Saat duduk di 'tempat kerja' Anda, posisikan leher sehingga jika anda mengangguk atau tertidur, kepala anda akan miring ke belakang, bukan ke depan. Pastikan berat badan anda ditopang oleh kursi dan semua berat badan anda tidak melewati tulang belakang. Gerakkan leher dan bahu secara teratur agar darah mengalir.
2.Gangguan muskuloskeletal
Posisi laptop dalam penggunaan bekerja dari rumah perlu diperhatikan, sebab akan menjadi masalah bila posisinya tidak tepat. Layar rendah dan keyboard kecil mendorong tubuh untuk membungkuk ke depan dan tidak memberikan dukungan yang tepat untuk pergelangan tangan anda. Menggunakan laptop dalam waktu lama dapat merusak postur tubuh dan menyebabkan cedera regangan berulang (RSI) pada jari dan tangan.
Laptop juga mendorong orang untuk memilih stasiun kerja sementara daripada meja yang layak. Ini dapat menyebabkan masalah besar pada postur dan otot dengan berjam-jam dihabiskan dalam posisi yang tidak didukung dan tidak sesuai. Nantinya, ini akan membuat tulang belakang di bawah tekanan besar.
Ada baiknya anda selalu duduk di meja atau meja. Lalu, gunakan keyboard dan mouse terpisah. Ini akan membantu menjaga lengan bawah secara horizontal dengan pergelangan tangan dalam posisi netral. Kemudian, posisikan layar sehingga bagian atasnya sejajar dengan mata anda. Anda bisa juga menggunakan dudukan laptop atau monitor terpisah. Duduklah di kursi yang dapat disesuaikan dengan ketinggian dan posisi yang tepat serta memberikan penyangga yang efektif pada punggung.
Jika perlu, gunakan sandaran kaki agar kaki tidak menjuntai dari lantai. Memiliki sesuatu untuk mengistirahatkan kaki anda akan membantu mencegah nyeri pada kaki, memberikan dukungan ekstra, dan mengurangi ketegangan pada punggung.
3.Terlalu lama duduk diam
Bahkan sebelum karantina wilayah, karyawan yang bekerja di meja menghabiskan 75 persen waktunya untuk duduk. Kondisi yang membuatnya tidak banyak bergerak menyebabkan sejumlah besar masalah kesehatan, termasuk peningkatan risiko diabetes dan penyakit jantung.
Duduk dalam waktu lama juga dikaitkan dengan kesehatan mental yang buruk. Orang merasa pikiran mereka bekerja lebih baik saat bergerak. Sebuah penelitian menunjukkan karyawan rata-rata bekerja selama 48 menit ekstra sehari sejak karantina wilayah, sebagian besar waktunya akan mereka habiskan untuk duduk diam.
Untuk mengatasi duduk diam, pihak perusahaan bisa mengambil waktu istirahat karyawan untuk bergerak. Misal, melakukan beberapa jenis olahraga jika memungkinkan. Anda bisa promosikan aktivitas yang mengharuskan karyawan meninggalkan meja mereka, seperti tantangan berjalan atau mengambil gambar paling kreatif dari lingkungan mereka.
Berikan panduan dan peregangan olahraga sederhana kepada karyawan yang dapat dilakukan di mana saja. Dorong mereka untuk mengikuti aturan "40 sampai 20", karyawan harus duduk selama maksimal 40 menit dan berdiri dan bergerak selama 20 menit lainnya.
Pimpin dengan memberikan contoh untuk bersikap aktif yang jauh dari meja mereka. Ini mendorong orang lain melakukan hal yang sama dan memperkuat pesan bahwa aktivitas itu perlu dan penting. Pihak perusahaan juga bisa memadukan panggilan audio dan visual sehingga karyawan dapat berjalan-jalan saat sedang menelepon dan membantu mereka membangun lebih banyak olahraga di hari mereka.