REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Seiring banyaknya film blockbuster potensial pada 2020, petualangan James Bond ke-25, No Time To Die dapat menghadapi penundaan tanggal rilis. Jika penundaan itu terjadi kembali, maka ini menjadi kali ketiga film tersebut diundur.
Hal itu terjadi setelah produksi film dengan anggaran besar lainnya, seperti Mulan dan Wonder Woman 1984 meninggalkan bioskop dan tayang perdana di layanan streaming dan di bioskop pada saat yang sama. Pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung memaksa bioskop di seluruh dunia tutup sementara pada awal tahun ini. Masih banyak bioskop yang tetap tutup sementara waktu sekarang.
Terakhir kali, film James Bond tayang di layar lebar pada 2015 yaitu Spectre. No Time To Die akan menjadi film terakhir aktor Daniel Craig sebagai Agen 007.
Awalnya, pihak studio MGM menunda film tersebut tidak lama sebelum tanggal rilis aslinya pada April hingga November. Keputusan itu menjadi cara salah satu studio besar pertama merespons pandemi Covid-19.
Saat No Time To Die baru-baru ini ditunda lagi hingga April 2021, atau setahun setelah tanggal rilis awal, beberapa studio film lain tidak memiliki antusiasme yang sama. Mereka memindahkan filmnya ke jalur streaming. Sementara ini dikabarkan untuk film Bond, MGM berencana rilis di bioskop jauh lebih lambat dari yang direncanakan.
Menurut laman Variety, kunci demografis No Time To Die adalah orang-orang yang membuat pemodal film memikirkan kembali strategi rilis saat ini. Penontonnya yang cenderung lebih dewasa, menjadi kelompok yang lebih enggan pergi ke bioskop selama pandemi.
Seperti dilansir di Screen Rant, Kamis (3/12), film Bond akan menjadi salah satu blockbuster pertama yang dijadwalkan ulang untuk tayang perdana pada 2021. Film seperti Black Widow dari Marvel Studios dan Top Gun: Maverick dari Paramount direncanakan untuk dirilis pada akhir tahun itu.
Sayangnya, penantian panjang untuk sebuah film Bond bukanlah hal baru. Setelah License To Kill pada 1989, penggemar harus menunggu enam tahun sampai film berikutnya datang, yaitu GoldenEye, sebuah film yang sekarang dianggap sebagai salah satu film terbaik dari waralaba tersebut.
Jarak yang panjang itu disebabkan perselisihan hukum panjang dan pergantian personel. Penantian yang sama panjangnya untuk No Time To Die karena melawan salah satu kesulitan tersulit dan terunik dalam sejarah film.
MGM mungkin harus beradaptasi lebih cepat dari yang mereka kira. Faktanya, Universal, distributor No Time To Die dilaporkan mendapat untung yang cukup besar setelah merilis film Trolls World Tour di layanan video on demand (VOD) pada awal tahun ini. Meskipun waralaba Bond dikenal karena pemutaran perdana film bersejarah dan mewah di Leicester Square London, kemungkinan hal itu terlihat semakin kecil untuk angsuran terbaru ini.
Masih banyak yang harus dilihat dari lanskap sinematik 2021, yang saat ini diperkirakan penuh dengan film laris yang tertunda, termasuk No Time To Die. Banyak film besar mengikuti penundaan film Bond ke-25 itu. Jika penundaan ketiga benar-benar terjadi, kemungkinan blockbuster lain mungkin mengikuti lagi.