REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istilah sanitasi dan desinfeksi seringkali bermunculan selama pandemi Covid-19. Meski tampak mirip, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Sebelumnya, ada tiga hal yang perlu dipahami terlebih dahulu pengertiannya. Ketiga hal tersebut adalah membersihkan, mensanitasi, dan mendesinfeksi.
Membersihkan merupakan upaya untuk menghilangkan kuman dan kotoran secara fisik dengan menggunakan air dan sabun. Environmental Protection Agency (EPA) mengatakan kegiatan membersihkan tidak membunuh bakteri, virus, atau jamur. Upaya ini hanya mengurangi jumlah kuman dan menurunkan risiko infeksi.
Mensanitasi juga merupakan upaya untuk menurunkan jumlah kuman. Metode yang dilakukan adalah membunuh kuman dengan zat kimia atau menghilangkan kuman hingga mencapai level yang dianggap aman menurut standar kesehatan masyarakat.
Mendesinfeksi artinya mmebunuh kuman yang ada di permukaan atau objek dengan menggunakan zat kimia. Upaya ini tidak selalu membersihkan permukaan atau objek yang dikerjakan. Akan tetapi, upaya ini dapat menurunkan risiko infeksi.
Perbedaan antara sanitasi dan desinfeksi sebenarnya sangat kecil. Produk-produk sanitasi dapat membunuh 99,9 persen kuman di permukaan-permukaan padat, sedangkan produk-produk desinfeksi dapat membunuh sedikit lebih banyak kuman yaitu 99,999 persen, menurut EPA.
"Mendesinfeksi membunuh mayoritas virus dan bakeri. Mensanitasi tidak membunuh semuanya," jelas eksekutif dan direktur medis New Jersey Poison Center Diane Calello MD, seperti dilansir Health Digest, Kamis (26/11).
Saat akan melakukan sanitasi atau desinfeksi, penting untuk memilih produk yang tepat. Pilih produk yang memang ditujukan untuk jenis kuman yang ingin dibasmi.
Memilih Metode yang Tepat
Terkait menjaga kebersihan tangan, pilihan yang terbaik adalah mencuci tangan denagn air dan sabun. Hand sanitizer merupakan opsi yang baik bila sedang berada di luar rumah. Tak perlu gunakan produk yang terlalu kuat untuk membersihkan tangan, karena ada banyak kuman baik yang juga tinggal di permukaan kulit.
"Lap permukaan, tetapi cuci tangan Anda," tutur dokter keluarga dari Cleveland Clinic Donald Ford MD.
Permukaan untuk proses mempersiapkan makanan juga perlu dibersihkan, dicuci, dan disanitasi. Akan tetapi, permukaan ini tidak perlu didesinfeksi. Dengan begitu, sisa zat kimia yang tertinggal tidak terlalu kuat dan tidak berpotensi beracun.
Sebaliknya, area-area yang sering disentuh banyak orang sebaiknya didesinfeksi. Beberapa contohnya adalah gagang pintu dan pegangan toilet.