REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) merilis panduan baru ihwal penggunaan ulang masker. Kebutuhan dan ketersediaan masker yang tidak imbang membuat FDA mempertimbangkan alternatif untuk memperbolehkan masker dipakai kembali setelah disterilisasi dengan dry heat.
“Petugas kesehatan harus terus menggunakan masker yang proporsional yang disetujui FDA. Akan tetapi jika terjadi kekurangan pasokan, penggunaan kembali dekontaminasi atau pengurangan beban biologis respirator adalah pilihan potensial,” demikian kata pedoman baru FDA, seperti dikutip dari laman Fox News pada Kamis (26/11).
"Dalam keadaan tertentu, masker sekali pakai seperti N95 diperbolehkan digunakan kembali jika di didekontaminasi dengan benar atau telah mengalami pengurangan beban biologis yang cukup," tambah panduan tersebut.
FDA mengatakan dry heat dapat membantu menurunkan beban biologis atau mikroorganisme yang ada pada respirator seperti N95. Dengan cara ini diyakini bisa menghemat ketersediaan masker jika memang stok terbatas.
FDA meyakinkan bahwa sistem yang menggunakan dry heat tidak masalah, asal dengan syarat sebagai berikut:
1. Suhu konsisten 70 derajat Celcius selama setidaknya 60 menit untuk mengurangi beban biologis yang cukup atau 75 derajat Celcius selama 30 menit
2. Distribusi panas yang merata
3. Ada perpindahan panas yang sangat terkontrol (seperti dalam oven laboratorium atau oven konveksi industri)
4. Sistem dry heat bukanlah peralatan rumah tangga seperti oven atau pressure cooker karena kontrol suhu yang tidak tepat dan kemungkinan kontaminasi silang.
Namun demikian FDA menyarankan untuk membuang masker dalam situasi tertentu, seperti selama prosedur yang menghasilkan aerosol, umumnya dalam kedokteran gigi. Di sisi lain, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sebelumnya menyarankan petugas perawatan kesehatan untuk menyimpan N95 bekas dalam kantong kertas setiap kali penggunaan. Kemudian, membersihkan tangan mencegah penyebaran patogen ke pemakainya.
"Ini akan memberikan waktu bagi patogen di dalamnya untuk 'mati' selama penyimpanan," tulis CDC di halaman webnya.