Jumat 20 Nov 2020 06:51 WIB

Jenis Daging yang Baik dan Buruk Dikonsumsi Saat Diet

Daging bisa masuk di dalam daftar menu diet, asalkan tepat memilih jenisnya.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Daging bisa masuk di dalam daftar menu diet, asalkan tepat memilih jenisnya (Foto: ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Daging bisa masuk di dalam daftar menu diet, asalkan tepat memilih jenisnya (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika seseorang hendak mengendalikan berat badan, sangat penting mengatur berapa banyak kalori yang masuk dalam tubuh. Sekaligus, memastikan tubuh mendapatkan jumlah karbohidrat, lemak, dan protein seimbang.

Untuk memenuhi asupan itu, perlu mengatur pola makan kaya nutrisi. Daging bisa masuk di dalam daftar menu, asalkan tepat memilih jenisnya. Ada daging tertentu yang baik untuk diet, namun ada juga yang sebaiknya dihindari.

Baca Juga

Jenis pertama yang baik untuk diet adalah daging sapi tanpa lemak. Daging merah memang mengandung lemak jenuh, tapi ada potongan ramping yang bisa disantap dalam jumlah sedang, seperti sirloin, tenderloin, dan lean ground beef.

Konsumsi daging-dagingan itu secukupnya saja. Yayasan Riset Kanker Dunia menyarankan makan jenis daging ini maksimal tiga porsi sepekan. Besaran satu porsi sekitar tiga ons dan sebaiknya dimasak terlebih dahulu hingga matang.

Daging ayam tanpa kulit termasuk jenis daging yang cocok untuk pelaku diet. Kuncinya adalah memilih daging putih di bagian dada atau sayap. Ingatlah untuk tidak memakan kulitnya dan hindari daging warna gelap.

Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, setiap tiga ons daging ayam tanpa kulit yang dimasak mengandung 135 kalori dan 28 gram protein. Kandungan lainnya yakni fosfor, selenium, riboflavin, niasin, vitamin B6, dan kolin.

photo
(Foto: ilustrasi daging ayam) - (Flickr)

Selain ayam, penyuka hidangan unggas bisa menjajal daging kalkun. Bagian daging putih di dada dan sayap lebih rendah kalori daripada daging berwarna gelap di bagian kaki. Kandungan lemak dan protein pada daging warna gelap juga lebih besar.

Daging-dagingan selanjutnya adalah hidangan laut dari spesies moluska, seperti kerang, cumi, tiram, dan sejenisnya. Pilihan ini sangat sehat karena setiap tiga ons sajian daging moluska menawarkan 146 kalori dan 20 gram protein.

Kiat sehat menyantap sejumlah daging-dagingan itu yakni membatasi porsinya. Batasan menyantap semua jenis daging tersebut tidak lebih dari 5,5 ons sehari. Saat memilih daging merah, pastikan yang potongannya paling ramping.

Untuk daging hidangan laut, maksimal delapan ons per pekan. Jika mengolah sendiri semua makanan tersebut, sebaiknya dengan cara merebus dan memanggang di oven daripada menggoreng atau membakar makanan langsung di atas api.

Beranjak dari jenis daging-dagingan yang baik dikonsumsi, ada juga jenis daging yang sebaiknya tidak dimakan saat sedang diet. Pertama adalah daging yang digoreng. Hindari deep frying alias menggoreng hingga merendam dalam minyak

Cara masak ini meningkatkan kalori secara drastis. Menurut studi "Nutrition, Metabolism, and Cardiovascular Disease", makan makanan yang digoreng lebih dari dua kali sepekan membuat seseorang empat kali lebih berisiko obesitas.

Daging merah olahan juga sebaiknya tidak disantap ketika diet, seperti ham, dendeng, sosis, salami, dan sejenisnya. Daging ini lebih tinggi kalori, serta banyak mengandung lemak jenuh dan natrium.

Berdasarkan penelitian, mengurangi konsumsi daging olahan bisa menurunkan risiko kematian sebesar 32 persen. Pengurangan itu sedikitnya dua persen dari total kalori harian dan mengganti dengan makanan yang mengandung protein nabati.

Jenis daging terakhir yang sebaiknya dihindari yakni hidangan laut yang tinggi merkuri. Meski ikan dan hidangan laut adalah sumber protein, vitamin, dan mineral penting, sebagian jenisnya bisa mengandung merkuri tinggi.

Untuk mencegah tubuh terpapar merkuri, hindari makan tilefish, swordfish, king mackerel, serta sejumlah jenis tuna yang awam diketahui kaya merkuri. Hati-hati pula saat membeli produk kemasan kalengan, dikutip dari laman Livestrong, Kamis (19/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement