REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, siapa yang tak bisa lepas dari gawai? Baik ponsel pintar atau perangkat komputer kian menjadi kebutuhan manusia. Meski membantu menyelesaikan pekerjaan atau belajar, ada bahaya di balik menatap gadget dalam waktu yang lama.
Prof Dr Tjahjono D Gondhowiardjo, SpM(K), PhD, Guru Besar Ahli Penyakit Mata Universitas Indonesia, mengungkapkan, mata yang terus menerus menatap gadget bisa menyebabkan kondisi darurat mata. Dari segi medis, darurat mata termasuk kondisi tatkala orang sudah tidak mampu lagi bekerja dan atau belajar lewat komputer atau gadget.
“Tidak hanya akibat kecelakaan yang bisa dikategorikan emergency,” kata Thahjono dalam sebuah perbincangan di ruang praktiknya di gedung Jakarta Eye Center, dikutip Rabu (11/11).
Tjahjono mengungkapkan, ada sebuah cerita dari rekannya sesama guru besar yang menyampaikan bahwa dirinya tidak mampu lagi bekerja dengan komputer. Rekannya tersebut kemudian meminta perawatan mata.
Tak hanya itu, lanjut Tjahjono, salah satu pasiennya adalah orang tua yang menyampaikan kondisi anaknya yang masih usia sekolah. Proses belajar daring sang anak terganggu karena kondisi matanya alam gangguan.
“Ini bisa dikataan keadaan darurat, karena mata menjadi alat vital untuk hidup, penghidupan dan proses belajar mengajar,” katanya.
Tjahjono mengatakan, ada cara sederhana yang bisa diterapkan untuk menghindari gangguan penglihatan. Ia menyarankan untuk menerapkan 'rumus 20:20:20' saat menggunakan gadget atau komputer.
Makna dari rumus tersebut, yakni setelah berada 20 menit di depan ponsel pintar atau komputer, kemudian berhenti terlebih dahulu selama 20 detik. Tak hanya itu, usahakan melihat layar ponsel atau komputer dari jarak minimal 20 sentimeter.
Tjahjono menekankan, bisa dibayangkan kemungkinan yang akan terjadi pada generasi muda apabila mengalami gangguan penglihatan sejak balita karena terpapar layar. Belum lagi, Indonesia merupakan negara dengan penderita katarak cukup besar.
" Juga angka kebutaan yang tinggi," jelas Tjahjono.
Itu sebabnya ia meminta masyarakat agar lebih memperhatikan kesehatan mata. Sebab, mata berperan sebagai organ penglihatan sebagai jalur utama masuknya informasi, yakni sebesar 83 persen ke otak manusia.