REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahu adalah sumber protein ramah vegetarian yang berasal dari kedelai fermentasi. Tahu juga dikenal sebagai bean curd yang berasal sekitar 2.000 tahun lalu di China, dan sudah lama dikategorikan sebagai makanan sehat.
Kailey Proctor, Ahli diet bersertifikat di Rumah Sakit St Joseph California, menjelaskan bahwa konsumsi tahu dan produk kedelai lainnya bisa memiliki manfaat kesehatan, termasuk menunjang kesehatan jantung. Ada beberapa jenis tahu dengan kandungan nutrisi yang berbeda yang bisa dikonsumsi, seperti tahu silken, reguler tofu, firm, extra-firm dan super-firm.
Tahu silken merupakan jenis tahu paling lembut yang juga dikenal sebagai tahu Jepang, memiliki tekstur yang mirip dengan keju mozarella dan dapat digunakan dalam saus krim untuk ravioli. Tahu reguler adalah jenis tahu yang sedikit lebih padat dan jika dimakan mirip dengan telur orak-arik.
Lalu jenis firm yaitu tahu yang memiliki tekstur padat. Jenis ini bisa dimasak dengan cara apapun mulai dari digoreng hingga ditumis, dan dikenal karena mampu menyerap bumbu atau saus dengan baik.
“Ada juga Extra-firm tofu, tahu yang mudah dimasak tetapi agak sulit menyerap rasa. Dan super-firm yaitu tahu yang memiliki tekstur mirip dengan daging,” kata Proctor seperti dilansir dari Insider, Jumat (6/11).
Tahu adalah pilihan yang sehat dan cocok dikonsumsi bagi mereka yang sedang diet, karena mengandung protein tinggi dan rendah kalori. Secara umum, tahu mengandung protein yang hampir sama dengan sumber daging merah.
Namun demikian, sering terjadi kesalahpahaman tentang tahu. Tahu telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, tetapi bukti ilmiah di baliknya sebagian besar tidak berdasar.
Ide tersebut didasarkan pada fakta bahwa produk kedelai, seperti tahu, mengandung isoflavon, yang dapat meningkatkan kadar estrogen pada orang-orang tertentu, meskipun efeknya sangat berbeda-beda. Kadar estrogen yang tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, jadi beberapa orang khawatir mengonsumsi produk kedelai seperti tahu.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi kedelai berpotensi menurunkan risiko kanker payudara. Apalagi informasi dari Harvard dan USDA, menyebutkan bahwa tahu merupakan sumber protein yang sehat.
Meskipun tahu sering dipromosikan sebagai makanan “hijau”, tahu mungkin tidak memberi dampak baik untuk lingkungan dibandingkan daging. Meskipun mengikuti pola makan vegetarian dan vegan membantu mengurangi jejak karbon, beberapa laporan menunjukkan bahwa tahu mungkin tidak. Sebab proses pembuatannya tidak terlalu ramah lingkungan dibandingkan dengan kacang-kacangan, polong-polongan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
“Akhirnya, kedelai adalah alergen yang umum. Jadi jika Anda mengalami gejala yang merugikan seperti muntah, mengi, atau denyut nadi lemah, selama atau setelah makan tahu, segera konsultasikan dengan dokter Anda," kata Proctor.