Rabu 28 Oct 2020 14:33 WIB

Karya Seni Jalinan Peradaban

Proses pembuatan karya seni dengan kolaborasi mempunyai tantangan tersendiri.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Pekerja membuat sketsa untuk menyusun ulang struktur batu bata yang sebelumnya tertimbun saat pemugaran Candi Kedaton di Kawasan Percandian Muarajambi, Jambi, Rabu (9/9/2020). Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi kembali melanjutkan pemugaran Candi Kedaton yang merupakan candi terbesar dan terluas di kawasan percandian tersebut yang ditargetkan ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/aww.
Foto:

Resam dan Ancaman Lingkungan 

 Sementara itu, pemanfaatan gulma resam, dalam bahasa latin dicranopteris linearis, yang merupakan pakis hutan sebagai bahan baku utama pembuatan karya ini membawa pesan khusus yang hendak disampaikan ke masyarakat. Menurut Hendra, pemuliaan resam yang menjadi inti dari karya gigantik itu membawa pesan pengingat bahwa kondisi lingkungan sedang terancam. 

Dua lokasi yang menjadi fokus karya Harmoni(S), yakni Desa Sukamaju dan kawasan penopang cagar budaya Candi Muaro Jambi, dia sebut sudah lama menghadapi ancaman lingkungan. Desa Sukamaju sendiri merupakan daerah penyuplai bahan baku resam dan perajin yang berkolaborasi. 

Di Desa Sukamaju, masifnya perkebunan sawit membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Sementara itu, tidak jauh dari kawasan penopang cagar budaya Candi Muaro Jambi, ancaman tambang batu bara sudah lama meresahkan masyarakat, di samping adanya kepungan sawit pula. 

“Ya, intinya itu, warning atas dampak perluasan infrastruktur. Ini (karya Harmoni(s)) juga bisa menjadi mitigasi dampak negatif infrastruktur pada ekosistem setempat,” kata kurator seni, Hendra. 

Namun, di balik ancaman tersebut, kehadiran resam juga menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat. Jauh sebelum karya gigantik Harmoni(S) dibuat, resam sudah lama dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk berabagai macam kerajinan. 

“Adanya kerajinan dari resam ini merupakan bentuk pemanfaatan sampah ekologis budidaya silvikultur. Bisa menjadi road map ekonomi kreatif berbasis gulma meski ironisnya juga menjadi tanda keragaman hayati ekosistem yang terganggu. Istilahnya, berkah misterius dari tragedi deforestasi,” jelas Hendra. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement