REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati musik Wendi Putranto mengatakan kehadiran platform musik digital tidak terlalu berpengaruh terhadap penjualan album format fisik. Ia mencermati, masih ada penggemar musik yang ingin mengoleksi karya dalam bentuk rekaman fisik dari para idolanya.
"Karena die hard music fans pasti ingin lebih, mereka tetap ingin dengar musiknya, tapi mereka juga mau memiliki format fisik dari musiknya. Perbedaannya kentara antara penggemar berat dan penggemar biasa," kata Wendi dalam jumpa pers "Parade Joox Lima", Selasa.
Penggemar berat, menurut Wendi, cenderung akan memburu apa pun yang dirilis oleh idolanya. Hal ini juga berlaku bagi para kolektor musik.
Sebagai contoh, para penggemar grup idola K-Pop, tetap akan membeli meski harga album atau single terbilang mahal. Polah itu berbeda dengan penggemar musik biasa yang cukup puas hanya mendengarkan lagu-lagunya saja tanpa perlu memiliki format fisiknya.
"Penggemar berat itu yang akan memburu, tapi memang secara industri di Indonesia semua beralih ke digital. Jadi dampaknya sub kultural, tidak berdampak besar ke industrinya," ujar Wendi.
Sementara itu, Wendi menilai bahwa kehadiran platform musik digital sangat membantu para musisi. Para pendengar musiknya pun tak terbatas hanya wilayah nasional saja, tapi juga internasional.
"Kalau emang lagu kita heavy rotation atau dipilih, didengarkan, di-stream oleh banyak orang, kita bisa dapat penampilan live streaming di Joox atau masuk chart. Exposure ini yang enggak didapatkan dulu karena segalanya serba terbatas. Tapi dengan adanya platform ini, jangkauannya lebih luas bahkan bisa ke regional Asia, bahkan bisa ke internasional," kata Wendi.