Senin 19 Oct 2020 15:18 WIB

Ghea Panggabean Persembahkan Buku Fashion-nya

Ghea Panggabean abadikan 40 tahun kariernya sebagai perancang dalam sebuah buku.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Model memperagakan busana rancangan Ghea Panggabean.
Foto: dok Republika
Model memperagakan busana rancangan Ghea Panggabean.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desainer kawakan Ghea Panggabaean telah 40 tahun berkarya. Dia pun membagikan kisah perjalanan hidup serta karyanya dalam sebuah buku kaya inspirasi.

Dilahirkan dengan akulturasi dua budaya, Indonesia dan Belanda serta tumbuh dengan latar belakang berbagai budaya yang berbeda tidak membuat Ghea Panggabean lupa budaya Indonesia. Setelah menyelesaikan pendidikan perancang busana di London, pada awal 1980-an Ghea kembali ke Tanah Air untuk memulai kariernya sebagai perancang mode.

Baca Juga

Ghea memutuskan untuk mengangkat kain dan budaya Indonesia sebagai karakter desainnya. Sejak saat itu, karyanya tak pernah lepas dari kekayaan motif, seni, dan budaya Indonesia.

Ghea menggandeng Rizzoli – Milan, penerbit internasional yang berada di beberapa kota besar dan berpusat di New York untuk membuat buku yang proses pengerjaannya memakan waktu kurang lebih dua tahun ini. Tajuk “Asian Bohemian Chic – Indonesian Heritage Becomes Fashion” dipilih untuk merepresentasikan cerita perjalanan karya Ghea yang kaya nilai budaya.

Lebih dari itu, buku Ghea juga menampilkan sejarah mode Indonesia dan transformasi budaya tradisional ke dalam desain modern. Buku setebal 320 halaman ini menceritakan koleksi Ghea dari masa ke masa, mulai dari karya pertamanya yang mengangkat kain lurik, perjalanannya mengeksplorasi dan mempelajari tekstil dan ragam motif nusantara, hingga inovasinya mengolah motif kain pelangi jumputan yang akhirnya menjadi ciri khasnya.

Kain pelangi jumputan itulah membuatnya disebut sebagai ‘Ratu Jumputan’.

“Saya ingin buku ini menjadi the window to the world for Indonesian fashion, di mana orang-orang di berbagai belahan dunia bisa melihat kekayaan dan keindahan seni dan budaya Indonesia melalui karya-karya saya,” tutur Ghea dalam peluncuran bukunya secara virtual, Jumat (16/10).

Ghea konsisten menterjemahkan motif kain tradisional Indonesia seperti jumputan, ikat, songket, dan batik menjadi desain busana yang wearable. Selain itu, Ghea juga mengolah berbagai ragam hias dan kerajinan tradisional ke dalam desain busana modern, sehingga terlahir motif-motif seperti tikar Kalimantan, wayang beber, dan ragam hias Batak seperti motif gorga.

Dengan konsep desainnya yang selalu terinspirasi dari warisan budaya, setiap koleksi Ghea tak hanya klasik, namun tersirat sebuah cerita. Selain karya, buku ini juga mengulas sosok pribadi Ghea, kecintaannya mengoleksi barang antik, pertemuannya dengan berbagai sosok besar dunia, keterlibatannya dalam mendirikan organisasi profesi perancang mode pertama di Indonesia, hingga hubungan Ghea dengan putri kembarnya, Amanda dan Janna, yang menjadi generasi penerusnya.

“Semoga buku ini menjadi inspirasi dan wawasan baru bagi para insan kreatif dan pecinta mode serta edukasi bagi generasi muda yang memiliki minat dalam industri mode,” ujar Ghea lagi.

Buku ini dicetak dengan hard cover kain motif jumputan khas Ghea dan menampilkan ribuan foto dari berbagai sumber untuk menggambarkan cerita yang ingin Ghea sampaikan bagi para pembacanya. Sebelum tersedia di Indonesia, sejak April 2020 buku ini sudah terlebih dahulu dipasarkan di Amerika Serikat, Inggris, Italia, Perancis, Belanda, Jerman, Denmark, Jepang, China, Afrika Selatan, Meksiko, Brasil, Australia, Singapura, dan Malaysia melalui jaringan toko buku Rizzoli, dan juga situs belanja online internasional seperti Amazon.

Buku Asian Bohemian Chic – Indonesian Heritage Becomes Fashion ini akan segera dapat dibeli di Indonesia di toko buku Kinokuniya, gerai Ghea Fashion Studio, dan juga secara online.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement