REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Ariane menyebutkan, ada kecenderungan penderita penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada usia yang lebih muda. Ia mengungkapkan data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan bahwa angka kejadian penyakit tidak menular sudah meningkat pada usia 10-15 tahun.
Selain terdapat warisan genetik dari orang tua kepada anaknya, pola hidup dan pola makan tidak sehat yang dilakukan oleh orang tua beserta juga anaknya bisa memunculkan kecenderungan penyakit yang sama. Sementara itu, dokter dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (Perhi) Erwinanto menjelaskan, pada orang dengan usia di bawah 40 tahun memiliki kecenderungan untuk mengalami hipertensi pada masa lima tahun ke depan.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Perhi, masyarakat dengan usia di rentang 30 hingga 40 tahun memiliki tekanan darah normal-tinggi berisiko menjadi hipertensi pada lima tahun ke depan. Berdasarkan konsesus Perhi, tekanan darah normal-tinggi yaitu pada saat tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 85-89 mmHg.
"Tekanan darah normal-tinggi luput dari kita semua, kita terfokus pada hipertensi. Padahal, inilah orang yang punya cikal bakal terhadap hipertensi. Sekarang makin banyak orang dengan usia kurang dari 40 tahun memiliki tekanan darah normal-tinggi. Ini akan menjadi hipertensi pada lima tahun ke depan," kata dia dalam konferensi pers melalui telekonferensi yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Erwinanto menjelaskan bahwa orang yang memiliki penyakit hipertensi tidak bisa disembuhkan, melainkan hanya bisa dikendalikan. Ketika seseorang meminum obat dan tekanan darahnya menurun, hal itu merupakan pengendalian tekanan darah, bukan menjadi sembuh.
Oleh karena itu, Erwinanto mengimbau kepada masyarakat yang memiliki penyakit hipertensi untuk patuh dalam meminum obat. Dengan begitu, tekanan darah terkendali dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan lain.