Rabu 07 Oct 2020 16:58 WIB

Hindari Jenis Daging Ini Demi Hidup Lebih Sehat

Menukar seporsi daging merah dengan ikan bisa menurunkan 19 persen risiko kematian.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Daging merah (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Daging merah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seberapa sehat daging untuk tubuh kita? Jawabannya adalah tidak terlalu.

Ada banyak penelitian tentang keterkaitan antara daging merah maupun daging putih dengan kebugaran tubuh, dan pengaruhnya cenderung bersifat negatif. Pada studi yang dirilis pada 2020 yang terbit di JAMA Internal Medicine, para periset menganalisis efek dari asupan tinggi daging olahan, daging unggas, serta daging merah yang tidak diolah. Peneliti mengaitkannya dengan risiko kematian.

Dilansir di laman MD Linx, orang yang mengonsumsi daging olahan serta daging merah yang tidak diproses dalam jumlah tinggi memiliki risiko kematian tiga persen lebih tinggi. Risiko mengidap penyakit kardiovaskular pun melonjak tiga persen hingga tujuh persen.

Lebih lanjut, hubungan antara daging merah dengan penyakit jantung dianalisis dalam sebuah penelitian yang terbit di European Heart Journal. Para peneliti mengamati 113 orang dewasa sehat yang dipisahkan menjadi tiga kelompok.

Setiap kelompok menjalani pola diet berbeda selama satu bulan. Kelompok pertama menyantap menu daging merah, kelompok dua daging putih, dan yang ketiga protein nondaging. Tim kemudian meneliti kadar trimethylamine N-oxide (TMAO) para peserta.

TMAO adalah bahan kimia yang dikaitkan dengan penyakit jantung karena menambah timbunan kolesterol di dinding arteri. Kelompok daging merah memiliki kadar TMAO tiga kali lipat, sementara kadar TMAO pada dua kelompok lain cenderung rendah.

Penelitian lain meneliti hubungan antara makan daging dan harapan hidup. Sebuah studi observasi, yang diterbitkan di Archives of Internal Medicine menganalisis data lebih dari 120 ribu orang dewasa di Amerika Serikat.

Berdasarkan hasil studi itu, makan daging merah terkait dengan umur yang lebih pendek. Makan satu porsi tambahan daging merah yang tak diolah per hari meningkatkan 13 persen risiko kematian, sedangkan sajian daging merah olahan meningkatkan risiko 20 persen.

Dengan berbagai temuan itu, sebaiknya tidak berlebihan makan daging merah. Menurut studi Archives of Internal Medicine, menukar seporsi daging merah dengan ikan, unggas, biji-bijian, atau kacang-kacangan bisa menurunkan 19 persen risiko kematian.

Bukan berarti pula seseorang harus sepenuhnya berpantang tidak makan daging seumur hidupnya. Terlepas dari apa yang terungkap tentang daging merah, para ahli pun berpendapat bahwa tidak semua daging buruk bagi kesehatan.

Daging sapi, misalnya, merupakan sumber protein, zat besi, dan vitamin B12 yang baik. Untuk menekan berbagai risiko, dianjurkan memilih potongan daging paling ramping, seperti has luar atau sirloin, yang lemak jenuhnya lebih sedikit.

Pilihan lainnya termasuk has dalam atau tenderloin, flank di sekitar otot perut, serta top round roast dan eye of round roast. Bisa juga menyantap daging putih, seperti unggas, untuk opsi yang diklaim jauh lebih baik.

Studi yang dimuat oleh Food & Nutrition Research melaporkan, makan daging unggas berkorelasi dengan penurunan risiko obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes, dan kanker. Selain itu, daging unggas mengandung lebih sedikit lemak.

Terutama, daging putih tanpa kulit di bagian dada ayam, yang tinggi protein tetapi rendah lemak. Namun, ayam tidaklah sempurna. Sebuah studi di American Journal of Clinical Nutrition menemukan bukti untuk pendapat ini.

Menurut penelitian tersebut, makan daging merah atau daging putih berlebihan tetap saja menghasilkan kolesterol darah yang lebih tinggi, dibandingkan mengonsumsi protein nabati dalam jumlah yang sama. Studi lain mengaitkannya dengan penyakit kardiovaskular.

Daging unggas juga memiliki kandungan garam dan senyawa kimia bernama nitrit yang tinggi. Artinya, semua jenis daging tetap saja memiliki risiko kesehatan, sehingga mengonsumsinya dengan cara tepat menjadi sangat penting.

Apapun jenis daging yang dimakan, konsumsilah dalam jumlah sedang. Sejumlah ahli merekomendasikan pula untuk beralih ke daging organik, yang diyakini memiliki lebih banyak asam lemak omega-3.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement