REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan bahwa orang-orang terdekat berpotensi menjadi penular Covid-19. Ia pun menekankan pentingnya menjalankan protokol kesehatan untuk menghindari risiko penularan tersebut.
"Bukan orang yang jauh dari kita. Yang menulari kita adalah orang yang terdekat, siapa orang terdekat, yakni keluarga, saudara, sanak, famili, atau teman sekerja. Itulah yang berpotensi," katanya dalam siaran pers Satuan Tugas yang diterima di Jakarta, Ahad.
Menurut Doni, orang yang terdekat satu sama lain itu saling mengancam kalau tidak hati-hati. Dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 bersama Pemerintah Provinsi Aceh di Aceh, Sabtu (26/9), Doni mengingatkan seluruh lapisan masyarakat bahwa perantara utama penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 adalah manusia.
"Covid-19 ini yang menyebarkan bukan seperti flu burung atau flu babi yang ditularkan oleh hewan, Covid-19 ini ditularkan oleh manusia," katanya.
Menurut data Satgas Penanganan Covid-19, tujuh persen penderita Covid-19 yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Jakarta adalah mereka yang tidak beraktivitas di luar rumah. Hal itu menunjukkan bahwa mereka tertular dari orang-orang terdekat mereka.
Doni mengemukakan ancaman penularan virus dari orang-orang yang terserang Covid-19, namun tidak mengalami gejala sakit. Ia pun menyerukan masyarakat agar waspada.
"OTG (orang tanpa gejala) ini adalah silent killer, ini adalah pembunuh potensial. Kalau mereka masih berada di luar, mereka sendiri tidak sadar, dia pergi kemana-mana, kemudian ketemu dengan keluarganya, saudaranya, orang yang dicintainya dan secara tidak langsung menulari. Ini yang berbahaya," tutur Doni.
Dia juga menyatakan bahwa vaksin hanya meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus. Vaksin tidak bisa serta merta menghentikan wabah Covid-19.
"Yang divaksin ini bisa tahan, sementara yang tidak divaksin tetap saja nanti bisa menjadi terpapar Covid-19," ujarnya.
Doni menjelaskan pula bahwa pada tahap awal pemberian vaksin rencananya diutamakan bagi kelompok rentan, seperti warga lanjut usia dan tenaga kesehatan.
"Yang disuntik atau yang divaksinasi itu orang-orang yang berisiko dulu. Tenaga kesehatan, perawat, dokter dan juga mereka yang berisiko tinggi karena memiliki komorbid," kata Doni.