Ahad 27 Sep 2020 08:30 WIB

Tiap Jam, Dua Anak Indonesia Meninggal karena Pneumonia

Ketahui fakta lainnya tentang pneumonia anak berikut langkah pencegahannya.

Dokter memeriksa rontgent paru anak yang dicurigai pneumonia.
Foto: Baby Center
Dokter memeriksa rontgent paru anak yang dicurigai pneumonia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar kedua pada balita di Indonesia. Namun, jika belum memahami, orang tua bisa saja salah mengenali gejala pneumonia sebagai gejala selesma, sehingga anak tidak mendapatkan perawatan yang seharusnya.

Tanpa perawatan yang benar, pneumonia dapat mengakibatkan komplikasi seperti kesulitan bernapas, infeksi aliran darah, penumpukan cairan, atau nanah di dalam atau di sekitar paru. Risiko paling fatal ialah kematian.

Baca Juga

Berikut adalah empat fakta mengenai pneumonia yang perlu diketahui ayah dan bunda agar buah hati dapat terlindung dari penyakit tersebut, seperti dikutip dari siaran resmi Pfizer.

1. Pneumonia penyebab kematian terbesar kedua pada balita di Indonesia

Berdasarkan data yang dihimpun Unicef, lebih dari 19 ribu anak balita di Indonesia meninggal akibat pneumonia pada 2018. Artinya, lebih dari dua anak di Indonesia setiap jamnya meninggal karena pneumonia.

2. Gejala Pneumonia dapat menyerupai gejala flu

Gejala awal dari pneumonia meliputi sesak napas, nyeri dada, demam, batuk, dan kehilangan nafsu makan, yang mudah disalahartikan sebagai gejala selesma.

Orang tua sebaiknya tidak menunggu sampai anak terkulai lemas untuk memastikan bahwa si kecil sedang sakit. Ketika ritme napas anak menjadi cepat dan anak tampak tidak nyaman ketika bernapas, segera bawa si kecil ke dokter.

3. Pneumonia dapat menular lewat berbagai agen dan medium

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai agen, mulai dari bakteri, virus, hingga jamur. Salah satu penyebab pneumonia yang paling umum adalah infeksi dari bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumokokus). Agen tersebut dapat berpindah melalui udara (ketika batuk atau bersin), melalui darah termasuk dari persalinan, atau dari permukaan yang terkontaminasi.

4. Imunisasi PCV untuk melindungi anak

Orang tua dapat melindungi sang buah hati dengan menjalankan empat langkah sederhana, yakni melakukan imunisasi PCV ketika anak berusia 2, 4, 6, dan 12-15 bulan. Cara efektif untuk melindungi anak-anak dari pneumonia adalah melalui imunisasi, meliputi imunisasi terhadap kuman Hib, pneumokokus, campak, dan pertusis.

Pneumonia yang disebabkan bakteri pneumokokus dapat dicegah dengan imunisasi pneumococcal conjugate vaccine (PCV). Imunisasi PCV perlu dilakukan pada usia anak 2, 4, dan 6 bulan, dengan booster pada usia 12-15 bulan.

Namun, jika bayi sudah melewati usia 6 bulan dan belum menerima imunisasi PCV, maka pemberian imunisasi PCV dapat dilakukan sebagai berikut:

Pada usia 7-12 bulan: Imunisasi PCV dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak paling sedikit 1 bulan, dengan ditambah 1 dosis booster di usia 12 - 15 bulan.

Pada usia 1-2 tahun: Imunisasi PCV dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan.

Pada usia di atas 2 tahun: Imunisasi PCV hanya dilakukan 1 kali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement