REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang masih beranggapan bahwa demensia atau pikun merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. Padahal jika dibiarkan lebih lanjut penyakit ini bisa menyebabkan kematian.
Dalam rangka memperingati bulan Alzheimer sedunia kesembilan, Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI) kembali mengedukasi masyarakat seputar masalah demensia.
Demensia sendiri merupakan gejala penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi otak. Sedangkan demensia Alzheimer adalah gangguan penurunan fungsi otak yang mempengaruhi emosi, daya ingat, dan pengambilan keputusan seseorang dan biasa disebut pikun.
Orang dengan Alzheimer mengalami penurunan fungsi otak termasuk fungsi kognitif yang meliputi kemampuan daya ingat, berbahasa, fungsi visuospatial dan fungsi eksekutif menurun. Penyakit yang dapat menyebabkan kematian ini hanya bisa diperlambat perkembangannya melalui obat-obatan namun tidak bisa disembuhkan secara total.
Oleh karena itu, penting untuk segera melakukan deteksi dini kepada spesialis saraf ketika menemukan gejala-gejala demensia Alzheimer. Berikut ini adalah 10 gejala demensia Alzheimer, dikutip dari keterangan ALZI, Jumat.
Gangguan daya ingat
Salah satu gejala paling menonjol adalah sering lupa akan berbagai hal seperti hal yang baru saja terjadi, tempat parkir, hingga janji. Selain itu, orang dengan demensia juga cenderung mengulang-ulang cerita yang sama dalam suatu percakapan.
Sulit fokus
Orang dengan demensia biasanya menunjukkan gejala sulit untuk fokus termasuk pada pekerjaan sehari-hari seperti memasak. Akibat kesulitan fokus , orang dengan demensia sulit untuk melakukan perhitungan yang sederhana dan membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya untuk melakukan suatu pekerjaan.
Sulit melakukan kegiatan yang familiar
Gejala lain yang ditunjukkan oleh orang dengan demensia adalah kesulitan untuk merencanakan atau menyelesaikan tugas sehari-hari seperti bingung cara mengemudi atau mengatur keuangan.
Disorientasi
Mengalami disorientasi atau kebingungan akan waktu merupakan bagian dari gejala yang kerap ditunjukkan orang dengan demensia. Disorientasi ini juga tak hanya terkait waktu tetapi juga pada tempat sehingga sering tidak tahu jalan pulang ke rumah.
Kesulitan memahami visuospasial
Kesulitan yang dihadapi oleh orang dengan demensia adalah kesulitan membaca, mengukur jarak dan menentukan jarak. Kesulitan lain yang dialami oleh orang dengan demensia adalah membedakan warna, tidak mengenali wajah sendiri di cermin, menabrak cermin saat berjalan hingga tidak tepat saat menuangkan air ke dalam gelas.
Gangguan komunikasi
Orang dengan demensia akan kesulitan untuk berbicara dan mencari kata yang tepat. Karena itu, mereka tak jarang berhenti di tengah percakapan dan bingung untuk melanjutkan kalimat.
Menaruh barang tidak pada tempatnya
Lupa di mana meletakkan sesuatu merupakan gejala lain dari orang dengan demensia. Tak jarang, mereka akan menuduh orang lain mencuri atau menyembunyikan barang tersebut.
Salah membuat keputusan
Ciri yang paling menonjol lainnya adalah berpakaian tidak serasi, contohnya kaos kaki yang berbeda warna kiri dan kanan. Orang dengan demensia juga cenderung tak bisa merawat diri.
Menarik diri dari pergaulan
Kehilangan semangat ataupun inisiatif untuk melakukan suatu aktivitas ataupun hobi yang biasa dinikmati, hal ini sering dibarengi dengan hilangnya semangat untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan teman.
Perubahan perilaku dan kepribadian
Emosi yang berubah secara drastis juga menjadi pertanda dari Alzheimer. Mereka seringkali menjadi bingung, curiga, depresi ataupun menjadi tergantung yang berlebihan pada anggota keluarga. Tak jarang, orang dengan demensia merasa mudah kecewa dan putus asa baik di rumah ataupun dalam pekerjaan.