REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Microwave mungkin menjadi penyelamat bagi mereka yang tidak bisa atau malas memasak. Namun, benarkah memasak dengan microwave buruk bagi kesehatan?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ketika digunakan dengan benar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hal radiasi gelombang mikro pada microwave. Kekhawatiran lain muncul terkait hilangnya nutrisi, serta microwave yang dianggap memicu gangguan hormon.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sayuran bisa kehilangan sebagian nilai gizinya dalam microwave. Misalnya, microwave telah ditemukan untuk menghilangkan 97 persen flavonoid (senyawa tanaman dengan manfaat anti-inflamasi) dalam brokoli. Hal ini menimbulkan kerusakan tiga lebih besar bila merebusnya.
Namun, satu studi 2019 mengamati hilangnya nutrisi pada brokoli saat dimasak menggunakan microwave. Penelitian melihat waktu memasak, suhu, dan brokoli dimasak di dalam air atau tidak.
Dari penelitian ditemukan bahwa waktu memasak yang lebih singkat pada brokoli tidak mengurangi kandungan nutrisinya. Bahkan, memasak brokoli dengan microwave bisa meningkatkan kandungan sebagian besar flavonoid, senyawa yang bisa turunkan risiko penyakit jantung. Namun, penelitian juga menemukan bahwa memasak brokoli dengan microwave menggunakan air terlalu banyak bisa menyebabkan penurunan flavonoid.
"Di bawah kondisi memasak yang digunakan dalam penelitian ini, microwave tampaknya menjadi cara yang lebih baik untuk melestarikan flavonoid daripada mengukus," tulis para peneliti seperti dilansir dari laman BBC, Kamis (21/8).
Peneliti utama, Xianli Wu, seorang ilmuwan di Pusat Penelitian Nutrisi Manusia Beltsville di Departemen Pertanian AS, mengatakan, tidak ada satu mekanisme yang disepakati untuk menjelaskan mengapa gelombang mikro dapat meningkatkan kandungan flavonoid. Bisa jadi, gelombang mikro membuat flavonoid lebih mudah untuk diukur.
Tapi tidak diketahui pasti memasak sayuran dengan microwave akan mempertahankan lebih banyak nutrisi daripada metode lain. Hal itu karena setiap makanan berbeda dalam hal tekstur dan nutrisi yang dikandungnya.
"Meskipun secara umum microwave adalah metode yang disukai, waktu optimal akan berbeda untuk sayuran yang berbeda," kata Wu.