Kamis 20 Aug 2020 17:05 WIB

Karantina Sosial Picu Kenaikan Berat Badan, Mengapa?

Salah satu faktor yang memicu penambahan berat badan saat karantina yaitu stres.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Penambahan berat badan (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Penambahan berat badan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidup di bawah pembatasan sosial menjadi tantangan baru karena telah mengubah rutinitas jutaan orang. Karantina juga memengaruhi kesehatan mental dan fisik sekaligus menjadi penyebab utama kenaikan berat badan.

Ada banyak faktor yang dapat memicu penambahan berat badan ketika karantina antara lain stres, kesehatan mental yang buruk, dan gaya hidup tidak sehat. Pandemi telah berkontribusi pada peningkatan stres seseorang. Stres dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Berbagai penelitian telah mengaitkan stres kronis dan kadar hormon stres kortisol yang tinggi dengan peningkatan keinginan makan dan penambahan berat badan.

Selain itu, karantina juga dapat menghambat kesehatan mental yang memicu depresi, kecemasan, dan kesepian. Penelitian mengaitkan depresi dan kecemasan dengan penambahan berat badan jangka panjang. Terlebih lagi, penelitian pada manusia dan hewan menunjukkan bahwa isolasi sosial dan kesepian mungkin terkait dengan risiko kenaikan berat badan yang lebih tinggi.

Perubahan dalam rutinitas harian juga dapat menyebabkan penambahan berat badan. Bekerja dari rumah misalnya, dapat meningkatkan risiko makan berlebih karena timbul rasa bosan atau stres. Selain itu, banyak pusat kebugaran, taman, dan fasilitas olahraga ditutup karena Covid-19, sehingga lebih sulit untuk mempertahankan rutinitas olahraga yang teratur.

Lalu, bagaimana cara untuk menyiasati itu? Dilansir di laman Healthline, Kamis (20/8), disebutkan bahwa beradaptasi dengan pembatasan sosial menjadi salah satu kunci. Meskipun karantina telah mengubah rutinitas harian, Anda harus bisa meluangkan waktu untuk mempelajari tentang nutrisi dan pola makan sehat, berolahraga dari rumah, serta melakukan aktivitas lain yang bisa mengusir rasa jenuh.

Membuat perubahan bertahap pada pola makan dan gaya hidup jauh lebih efektif dalam menjaga kesehatan jangka panjang dan penurunan berat badan yang berkelanjutan. Ingatlah, meski sedang diet bukan berarti Anda tidak boleh mengonsumsi makanan favorit. Anda tetap dapat menikmati makanan yang disukai, namun secukupnya saja, sebagai bagian dari diet yang bergizi dan menyeluruh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement