REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika menerima daging qurban, mungkin sebagian orang tidak langsung mengolahnya. Agar tahan lama, Pendiri Natural Cooking Club (NCC), Fatmah Bahalwan, menyarankan daging qurban harus disimpan dengan cara yang benar.
Setelah diterima, kata Fatmah, tak ada salahnya kita mewaspadai daging qurban yang dibagikan. Terlebih dalam kondisi pandemi seperti saat ini.
“Asal kita bisa melihat dagingnya dalam keadaan segar, berwarna merah segar dan tidak berubah warna, dan aromanya segar, bukan aroma busuk,” kata Fatmah kepada republika.co.id, belum lama ini.
Pelaksanaan pemotongan kurban biasanya dilakukan pada pagi hari, dan dibagikan pada sore hari. Dengan waktu demikian kondisi daging yang dibagikan pasti segar dan memiliki ciri tersebut.
Setelah diterima, sebenarnya kita memiliki pilihan menyimpannya atau segera memasaknya. Jika memang ingin disimpan, Fatmah mengatakan, sebaiknya bungkus rapat daging dengan menggunakan plastik, atau wadah kedap lainnya.
Bila perlu, dan bila diinginkan, daging dipotong-potong terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan porsi makan keluarga. Setelahnya, baru disimpan ke dalam lemari pembeku.
Pastikan daging yang kita terima itu bersih dan telah terpisah antara daging bagian tertentu dan bagian jeroan. Jika memang daging masih belum terpisahkan, maka daging yang diterima harus dicuci terlebih dahulu.
“Kalau misalnya terpaksa untuk dicuci, segera dikeringkan setelah dicuci. Simpan ke dalam wadah kedap dan masukkan lemari pembeku,” jelas Fatmah.
Pengeringan setelah dicuci sangat dianjurkan sebelum disimpan. Sebab, jika masih terdapat air, maka hal itu akan berpotensi menimbulkan bakteri. Jika demikian, maka daging akan lebih cepat busuk. Artinya, jika daging kering saat akan disimpan, maka akan membuat daging lebih awet.
Fatmah mengatakan, jika daging yang diterima ingin langsung dimasak, maka beberapa menu masakan bisa menjadi pilihan bagi masyarakat. Biasanya daging bisa diolah menjadi sate, gulai, semur, atau rendang.