REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momentum Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan qurban dan pembagian daging kepada masyarakat. Sering kali, daging qurban yang diterima tersebut tidak langsung diolah seluruhnya sehingga perlu disimpan dengan benar agar tetap awet dan aman dikonsumsi.
Profesional chef Hari Purwanto memberikan sejumlah tips praktis agar daging qurban tidak cepat rusak dan tetap layak meski disimpan dalam waktu lama. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mencuci daging qurban, terutama jika daging terlihat kotor.
“Memang ada yang bilang tidak boleh mencuci daging. Tapi menurut saya kalau dagingnya kotor, ya tetap harus dicuci. Asal langsung ditiriskan dengan baik agar air tidak meresap ke pori-pori daging yang telah dipotong,” kata Chef Hari saat dihubungi Republika.co.id pada Selasa (2/5/2026).
Setelah dipastikan bersih, daging kurban harus disimpan di wadah makan yang tertutup rapat. Bisa juga menggunakan plastik wrap atau pembungkus kedap udara saat menyimpan daging. Menurut Chef Hari, cara ini penting dilakukan guna menghindari paparan udara yang bisa mempercepat kontaminasi bakteri.
“Daging kurban harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat. Kalau ada udara masuk, itu bisa merusak kualitas daging dan mempercepat pertumbuhan bakteri," kata dia
Setelah daging dibungkus rapat, langkah selanjutnya adalah menyimpannya di dalam freezer. Kebersihan dan kondisi freezer, kata Chef Hari, juga menentukan daya tahan daging.
"Freezer yang bersih dan berfungsi baik sangat membantu menjaga kesegaran daging dalam jangka panjang," kata dia.
Chef Hari juga memberikan saran praktis untuk mengolah daging kurban yang terdiri atas campuran daging termasuk jeroan. Ia menyarankan untuk mengolahnya menjadi masakan yang familier dan disukai banyak orang seperti gulai daging, tongseng maupun rawon.
"Kalau dagingnya campur-campur, paling aman dibuat gulai. Rasanya mudah diterima. Rawon kambing juga bisa jadi pilihan,” kata Chef Hari.