REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Di masa pandemi Covid-19, banyak orang yang merasa khawatir dan takut untuk memeriksakan masalah kesehatan ke dokter di rumah sakit. Tak terkecuali pada wanita yang merasakan keluhan pada masalah kandungan mereka.
Jika dibiarkan akan membuat tidak nyaman dan menurunkan kualitas hidup. Padahal, pemeriksaan ke dokter kandungan ke rumah sakit akan sangat diperlukan untuk mengetahui dan menuntaskan keluhan yang dialami.
Dokter Spesialis obstetri dan ginekologi RS Siloam Hospitals Semarang dr Nurul Setiyorini SpOG mengatakan, selain pemeriksaan kehamilan, biasanya para wanita memeriksakan berbagai keluhan yang dialami terkait dengan organ reproduksi mereka. Masalah umum yang biasanya terjadi adalah keputihan, perdarahan di luar siklus, control bleeding, nyeri perut, perut membesar, haid tidak lancar, dan program hamil.
“Untuk mengetahui penyebab dari berbagai keluhan tersebut biasanya kami menerapkan anamnesis atau konsultasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,” ungkapnya dalam sesi webinar Health Talks RS Siloam Hospitas Semarang, Selasa (23/6).
Menurut dr Nurul, pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan dalam vagina. Hal ini untuk mengetahui adakah tumor atau cairan abnormal yang visibel atau beberapa cacat bawaan tampak. Selain itu, pemeriksaan dalam vagina juga untuk mengetahui massa tumor, nyeri pada organ reproduksi, dan deteksi awal kehamilan di luar kandungan.
Sedangkan pemeriksaan penunjang berupa ultrasonografi yang membantu mengkonfirmasi beberapa kelainan yang sudah ditemukan dalam pemeriksaan fisik. Namun, lanjut dia, banyak para wanita yang menunda pemeriksaan keluhan yang dialaminya di masa pandemi Covid-19.
Hal ini tentu saja akan membuat wanita merasa tidak nyaman dengan keluhan tersebut. Memang tidak dapat dipungkiri pada saat pembatasan skala besar atau pembatasan kegiatan masyarakat, masyarakat diimbau untuk tetap dirumah dan menunda pemeriksaan jika tidak ada kegawatan. Terutama menunda jika pemeriksaan genekologi rutin.
“Dimasa ini, yang disarankan segera periksa adalah apabila terjadi nyeri, dan pengeluaran abnormal dari jalan lahir pada ibu hamil,” tegasnya.
Akan tetapi, dr Nurul mengatakan di masa new normal masyarakat bisa mejalani aktivitas seperti biasa asalkan tetap menjalankan potokol kesehatan. Diantaranya memakai masker, rajin mencuci tangan, dan selalu menjaga jaga jarak. Dengan demikian, new normal tidak menghalangi individu sehat untuk melakukan aktifitas di luar ruang.
Protokol kesehatan wajib dilakukan dimanapun dan apapun yang dilakukan. “Pemeriksaan ginekolog dapat dilakukan pada masa new normal. Caranya adalah dengan memilih rumah sakit yang menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar. Seperti yang dilakukan di RS Siloam Hospitals Semarang,” tuturnya.