Senin 08 Jun 2020 13:32 WIB

Kak Seto: Penerapan Normal Baru Bagi Anak Harus Bertahap

Kak Seto merekomendasikan normal baru diperkenalkan pada anak usia lebih besar dulu.

Kak Seto merekomendasikan agar normal baru bagi anak diterapkan secara bertahap, dimulai dari pelajar SMA.
Foto: Republika/Zainur Mahsir Ramadhan
Kak Seto merekomendasikan agar normal baru bagi anak diterapkan secara bertahap, dimulai dari pelajar SMA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang kerap disapa Kak Seto menyarankan pemerintah dan pemangku kepentingan dunia pendidikan agar menerapkan kebijakan normal baru secara bertahap pada anak. Ia merekomendasikan agar anak yang lebih besar lebih dulu menjalani era new normal.

"Jadi mulai dari dewasa dulu. Anak SMA diharapkan lebih mampu mengikuti protokol kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Apabila kebijakan tersebut bisa berjalan dengan baik, maka langkah selanjutnya dapat diterapkan secara perlahan untuk tingkatan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat dan selanjutnya baru jenjang Sekolah Dasar (SD). Hal itu bertujuan agar pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya mengetahui anak-anak bisa beradaptasi dengan kebijakan normal baru.

Khusus bagi anak-anak pendidikan usia dini (PAUD), psikolog anak kelahiran Klaten 28 Agustus 1951 itu merekomendasikan agar tidak diberlakukan new normal dulu. Langkah itu penting demi mencegah penyebaran dan penularan virus corona jenis baru atau Covid-19.

"Anak-anak PAUD jangan dulu, apalagi mereka harus diantar oleh orangtua dan sebagainya sehingga lebih rentan," ujar dia.

photo
New Normal di Sekolah - (Republika)

Kak Seto mengungkapkan, orang tua atau wali murid juga harus menyadari tahun ajaran baru bukan berarti anak langsung masuk sekolah. Ia tak inginorang tua atau wali murid di Tanah Air bingung dan panik sehingga mengartikan tahun ajaran baru sama dengan seluruh anak langsung masuk ke sekolah.

"Intinya, masuk sekolah itu melihat situasi dan juga berdasarkan koordinasi Gugus Tugas Covid-19, Ikatan Dokter Anak Indonesia, dan pemangku lainnya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement