REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru oleh tim dari University of Cincinnati dan empat institusi di Italia mengungkap perubahan status mental dan strok adalah gejala neurologis yang paling umum pada pasien terinfeksi virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19. Sebanyak 725 pasien yang dirawat di rumah sakit dilibatkan dalam studi.
Dari 725 pasien Covid-19, 108 atau 15 persen di antaranya dilaporkan mengalami gejala neurologis serius yang memerlukan neuroimaging atau dikenal sebagai pencitraan otak. Ini menggunakan berbagai metode untuk memungkinkan ilmuwan saraf melihat di dalam otak.
Menganalisis neuroimaging serta gejala neurologis pada pasien Covid-19 dapat memberi wawasan tentang bagaimana SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan infeksi penyakit bernama Covid-19, dapat berdampak pada sistem saraf pusat. Selain itu, mayoritas dari 108 pasien atau 99 persen menjalani CT scan, 16 persen pencitraan kepala, da 18 persen melakukan MRI otak.
Gejala neurologis yang paling umum ditemukan oleh tim peneliti adalah 59 persen dari pasien melaporkan kondisi mental yang berubah dan 31 persen mengalami strok. Sementara, sakit kepala sebanyak 12 persen, kejang sembilan persen, dan empat persen mengalami pusing juga dilaporkan.
"Dari 108 pasien ini, 31 (29 persen) di antaranya tidak memiliki riwayat medis yang diketahui di masa lalu. Dari mereka, berusia 16 hingga 62 tahun, 10 mengalami stroke= dan dua mengalami pendarahan otak," ujar penulis utama studi Abdelkader Mahammedi, dilansir Health 24, Kamis (4/6).
Mahammedi mengatakan, sebanyak 71 atau 66 persen pasien Covid-19 tidak terlihat mengalami sesuatu saat menjalani CT scan di bagian otak. Sementara, tujuh lainnya atau sekitar 35 persen yang menjalani MRI menunjukkan kelainan di bagian tersebut.
Mahammedi juga mengatakan bahwa ada studi yang menggambarkan spektrum fitur pencitraan dada Covid-19. Sementara hanya beberapa kasus yang melaporkan gejala neurologis. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Roentgenology bulan lalu, misalnya, menganalisis temuan CT dada pada pasien anak berusia 10 bulan hingga 18 tahun yang terinfeksi virus corona jenis baru.
"Sampai saat ini, ini adalah studi terbesar dan pertama dalam literatur yang mengarakterisasi gejala neurologis dan fitur neuroimaging pada pasien Covid-19. Pola yang baru ditemukan ini dapat membantu dokter mengenali infeksi virus corona jenis baru dengan lebih baik dan mungkin menyediakan intervensi sebelumnya," jelas Mahammedi.
Tim juga menemukan bahwa perubahan mental lebih umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Terlepas dari dua kondisi umum yang ditemukan pada pasien Covid-19 selama penelitian, Mahammedi juga menekankan bahwa para ilmuwan terus mengeksplorasi gejala lain yang mungkin menjadi tanda bahaya dan membantu dokter menemukan penyakit lebih awal.
"Topik ini jelas perlu penelitian lebih lanjut. Saat ini, kami memiliki pemahaman yang buruk tentang gejala neurologis pada pasien, apakah ini timbul dari penyakit kritis atau dari invasi sistem saraf pusat langsung SARS-CoV-2. Kami berharap penelitian lebih lanjut tentang hal ini akan membantu dalam mengungkap petunjuk dan memberikan intervensi yang lebih baik untuk pasien," kata Mahammedi.