Kamis 04 Jun 2020 23:09 WIB

Kurangi Waktu Anak di Depan Layar Gawai dengan Cara Ini

Selama pandemi, waktu yang dihabiskan anak di depan layar gawai bertambah.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang anak memainkan gawai (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Seorang anak memainkan gawai (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NOTTINGHAM -- Pandemi Covid-19 yang berimbas pada anjuran untuk tetap di rumah menjadi hal yang menantang bagi para orang tua. Anjuran ini membuat sekolah ditutup sementara sehingga anak-anak harus belajar di rumah.

Belajar dari rumah secara daring akan menambah waktu anak untuk berlama-lama di depan layar. Sebagian orang tua khawatir mengenai kesehatan mata anak. Sebelum pandemi pun, menurut penelitian dari Universitas Nottingham Trent yang belum dipublikasi, sebanyak  83 persen responden orang tua khawatir tentang waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar dan monitor.

Dilansir di laman the Conversation pada Kamis (4/6), menurut penulis penelitian yang merupakan dosen senior dari desain produk, seni, desain dan lingkungan pembangunan dari Universitas Trent Nottingham, Hyunjae Daniel Shin, pelajaran daring dan tugas sekolah berkontribusi pada peningkatan jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar. Ini tidak dapat dihindari.

Menurut survei daringnya, sebanyak 82 persen responden yang merupakan orang tua mengatakan, waktu layar anak-anak mereka telah meningkat selama lockdown. Sementara 30 persen dari mereka mengatakan anak-anak memiliki tambahan empat jam atau lebih dari waktu layar yang tidak terkait sekolah per hari.

Dalam kondisi normal di luar pandemi, anak-anak mendapat manfaat dari tingkat aktivitas fisik sehari-hari. Mereka berjalan ke dan dari sekolah. Mereka juga bermain dengan teman-teman mereka di taman dan pergi ke toko-toko.

Adanya pandemi dan anjuran belajar di rumah menjadi beban tersendiri bagi orang tua. Pada akhirnya, mereka tetap harus memberikan contoh yang baik kepada anaknya saat bekerja di rumah.

Penelitian menunjukkan, anak-anak belajar mempelajari dan dipengaruhi oleh apa yang terjadi di sekitar mereka. Jadi, ketika orang tua berjuang untuk aktif, anak-anak dapat mengikuti.

"Dukungan orang tua adalah kuncinya," tulis profesor sistem teknik intelejen dari Universitas Trent Nottingham, Amin al-Habaibeh.

Kedua penulis juga telah melakukan penelitian untuk membantu mengurangi problematika ini. Peneliti menyarankan aktivitas olahraga sebagai cara untuk menggantikan waktu di depan layar. "Orang tua dapat menggunakan beberapa taktik untuk melakukan ini," tulis mereka.

Beberapa cara yang dimaksud antara lain orang tua diminta mengembangkan diagram atau bagan yang ditempel di dinding kamar tidur anak-anaknya. Diagram atau bagan itu berisi jadwal dan durasi waktu yang disediakan untuk berkegiatan menggunakan gawai.

"Ini membantu anak-anak untuk memvisualisasikan jumlah waktu yang mereka habiskan di depan layar dan untuk mengelola dan menetapkan tujuan untuk penggunaan layar mereka," kata Amin.

Orang tua diminta untuk menjadi teladan yang baik untuk mendorong anak-anak mengurangi perilaku tidak aktif mereka sendiri. Orang tua dapat mengubah lingkungan rumah untuk mendorong gaya hidup yang lebih aktif. Salah satu caranya adalah perbanyak aktivitas fisik. Buatlah sebuah sudut yang menjadi areal latihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement