Selasa 02 Jun 2020 22:49 WIB

Tips agar Naskah Dilirik Penerbit Mayor

Semua penulis tentu ingin menerbitkan bukunya di penerbit mayor.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Semua penulis tentu ingin menerbitkan bukunya di penerbit mayor (Foto: ilustrasi penulis)
Foto: Blogspot.com
Semua penulis tentu ingin menerbitkan bukunya di penerbit mayor (Foto: ilustrasi penulis)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua penulis tentu ingin menerbitkan bukunya di penerbit mayor. Namun sulitnya menembus penerbit mayor seringkali membuat penulis putus asa, apalagi bagi penulis muda yang belum mengantongi pengetahuan dan strategi yang cukup agar tulisannya dilirik penerbit mayor.

Penulis Republika Penerbit, Syahruddin El Fikri dalam Workshop virtual bertajuk ‘Yuk Menerbitkan Buku’ pada Selasa (2/6) memberikan beberapa tips bagaimana menembus penerbit mayor.

Baca Juga

Siapkan naskah terbaik

Hal pertama yang harus disiapkan tentu naskah yang bagus. Waktu senggang selama swakarantina ini mungkin bisa dimanfaatkan untuk menyiapkan naskah terbaik Anda. Jangan lupa perbanyak membaca juga, agar tidak kekurangan ide.

Menurut Syahruddin, naskah yang bagus adalah naskah yang fokus pada satu pokok bahasan dan tidak bertele-tele. Penulis juga disarankan agar fokus pada keilmuannya. Itu dilakukan, supaya buku yang diterbitkan memiliki ciri khas dan informatif.

“Minimalkan juga typo dan kata atau bahasa yang njlimet serta tak perlu. Apalagi untuk penulis pemula yang mana nantinya naskah kalian akan diseleksi oleh tim penerbit. Jadi pastikan membuat naskah yang terbaik,” kata Syahruddin.

 

Memahami minat calon pembaca

Sebelum menulis pastikan naskah yang hendak ditulis sangat relate dengan situasi kondisi masyarakat, sehingga nantinya buku tersebut bisa menjadi jawaban atas kegelisahan masyarakat. Jangan lupa juga menyisipkan solusi, inspirasi dan motivasi dalam naskah yang ditulis

Sesuaikan naskah dengan visi misi penerbit

Di Indonesia ada cukup banyak penerbit mayor, salah satunya Republika Penerbit. Setiap penerbit memiliki visi-misi yang berbeda, karenanya penulis harus jeli melihat naskahnya tersebut sejalan dengan visi-misi penerbit mana.

“Semisal maaf, bapak-ibu ahli pertanian dan ingin menulis naskah non-fiksi di Republika, ya maaf itu tidak bisa. Maka kita sebagai penulis harus tahu penerbitan mana yang sesuai dengan naskah kita,” jelas Syahruddin.

Kirimkan naskah ke penerbit

Salah satu masalah yang sering dihadapi penulis pemula adalah ragu ketika hendak mengirimkan naskah ke penerbit. Mereka juga cenderung tidak percaya diri dan takut naskahnya ditolak penerbit. Padahal bagaimana ia tahu tulisannya akan diterima atau ditolak, jika tulisannya belum dikirimkan ke penerbit.

“Ajukan saja dulu, jika memang belum diterima kita bisa tahu apa yang kurang dan bisa diperbaiki ke depan. Jangan patah semangat dulu sebelum memulai,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement