REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Penanganan dan pencegahan Penyakit (CDC) mengingatkan bahayanya tikus yang makin agresif di Amerika Serikat. Tikus diduga makin agresif karena kelaparan selama pandemi corona.
CDC menduga terjadi penurunan jumlah sampah yang biasa dikonsumsi tikus. Selama dua bulan terakhir, tikus menunjukkan perilaku kanibalisme karena kelaparan.
"Penutupan akses publik membuat turunnya jumlah sampah makanan yang biasa dimakan tikus. Ada laporan aktivitas tikut naik demi mencari makan," tulis CDC dilansir dari Foxnews pada Selasa, (26/5).
Bulan lalu, CDC menerima laporan tikus terlihat selama lockdown di sejumlah kota seperti New York, Seattle, dan New Orleans. Adapun temuan kanibalisme terjadi di New York.
"Tikus kelaparan seperti halnya mamalia lain menjadi agresif dan galak, membunuh satu sama lain dan memakan sesama tikus demi bertahan hidup," ujar konsultan penanganan hama hewan, Bobby Corrigan.
Corrigan memantau laporan warga yang menemukan bangkai tikus di berbagai sudut kota. Diduga tikus-tikus itu dimakan oleh tikus lain yang lebih besar dan kuat.
"Biasanya memang ada tikus menggantungkan makan dari bekas restoran dan mall. Tapi terjadi penutupan selama corona," ucap Corrigan.
Corrigan mengkhawatirkan tikus-tikus bisa saja menyerbu rumah lewat celah-celah bolong. Apalagi jika mereka mencium bau makanan. Tikus-tikus sudah mulai berkeliaran siang dan malam.
"Jika mereka cium bau makanan maka akan diikuti sampai masuk ke dalam rumah," sebut Corrigan.
Oleh karena itu, CDC mengingatkan warga untuk terus menerapkan pola hidup bersih dan hati-hati demi mencegah masuknya tikus ke dalam rumah. Diantaranya melakukan penguncian akses rumah secara ketat dan kontinu, membuang sampah secepatnya dan memindahkan hewan peliharaan dari halaman.