Sabtu 09 May 2020 21:00 WIB

Masker Kain Bervariasi, Mana yang Bagus Menurut Pakar?

Ketika memilih masker, jangan aspek keindahan saja yang diperhatikan.

Rep: Febryan A/ Red: Reiny Dwinanda
Masker kain. Kenali kriteria masker yang direkomendasikan tenaga kesehatan.
Foto: YUSUF NUGROHO/ANTARA FOTO
Masker kain. Kenali kriteria masker yang direkomendasikan tenaga kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi virus corona Covid-19 masih mengancam. Pemerintah pun sudah mengimbau agar masyarakat selalu menggunakan masker ketika keluar rumah guna memutus mata rantai penularan.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS), penggunaan masker tidak serta-merta bisa menghindarkan diri dari virus corona. Untuk itu, menjaga jarak fisik dan mencuci tangan tetap harus dilakukan.

Baca Juga

John-Martin Lowe PhD, asisten wakil rektor untuk pelatihan dan pendidikan keamanan kesehatan interprofesional di University of Nebraska Medical Center, mengatakan, pemakaian masker tujuannya lebih kepada memperkecil kemungkinan seseorang untuk menyemburkan droplet kepada orang lain. Jadi lebih kepada mencegah penularan dari seseorang yang kemungkinan sudah tertular.

"Masker kain seharusnya tidak memberikan rasa percaya diri kepada pemakai untuk mengabaikan social distancing," kata Lowe kepada NBC News, Jumat (8/5).

Kendati demikian, peran masker tetaplah penting. Untuk itu, pemilihan masker perlu diperhatikan. Yang terbaik tentu masker khusus N95 dan masker bedah, tapi keduanya adalah jenis masker yang amat dibutuhkan tenaga medis yang berada di garis depan.

Masyarakat umum sebaiknya beralih ke masker tipe lain, misalnya masker kain. Di tengah maraknya penawaran masker kain dengan beragam variasi di toko daring, mana yang harus dipilih ya?

Mengacu pada pedoman CDC AS, setidaknya terdapat lima kriteria yang harus diperhatikan untuk masker kain:

Pertama, maskernya harus pas di wajah, tetapi harus tetap nyaman dipakai.

Kedua, maskernya harus dilengkapi dengan tali pengikat ke bagian belakang kepala ataupun tali karet ke telinga.

Ketiga, masker harus terdiri dari beberapa lapisan kain.

Keempat, masker tetap harus memungkinkan Anda bernapas tanpa kesulitan.

Kelima, maskernya harus bisa dicuci tanpa mengalami kerusakan dan perubahan bentuk.

Jenis kain yang digunakan ternyata juga penting diperhatikan. Ketua anestesiologi di Wake Forest School of Medicine, Scote Segal, mengatakan, pihaknya baru-baru ini melakukan penelitian dan menemukan bahwa tiap jenis kain memiliki kemampuan penyaringan berbeda. Bahkan, penelitian itu, menemukan jenis kain yang hanya mampu menyaring satu persen partikel.

Adapun desain masker yang paling efektif, menurut penelitian itu, adalah masker katun dengan jumlah benang 180 atau lebih. Atau masker dua lapis dengan bagian luar berbahan kapas sederhana, menurut Segal, juga cukup baik. Lebih bagus lagi jika mendapatkan masker yang bisa ditambah filter di lapisan tengahnya.

Segal mengingatkan, dalam memilih masker, utamakan fungsi klinisnya dari pada aspek keindahannya. “Anda perlu memikirkan efektivitas dan aspek kesehatan masyarakatnya. Kami tidak ingin orang berpikir bahwa materi apa pun sudah cukup dan akhirnya malah memberi mereka rasa aman yang salah," ucapnya.

Sementara itu, peneliti yang sebelumnya bekerja di Departemen Penyakit Menular di Universitas Cambridge, Anna Davies, mengingatkan agar membeli masker yang mudah dicuci dan sekaligus nyaman dipakai. Kenyamanan menjadi penting agar pemakainya tidak sering membuka-pasang maskernya.

"Jadi idealnya kain yang lembut itu bagus," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement