Jumat 24 Apr 2020 14:14 WIB

Studi: Selain BCG, Vaksin MMR Juga Berpotensi Tangkal Corona

Virus corona tipe baru memiliki kesamaan struktur dengan virus penyebab MMR.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin MMR. Peneliti dari University of Cambridge, Inggris, mengungkap vaksin MMR berpotensi menangkal Covid-19 karena kesamaan struktur virusnya.
Foto: AP Photo/Eric Risberg
Vaksin MMR. Peneliti dari University of Cambridge, Inggris, mengungkap vaksin MMR berpotensi menangkal Covid-19 karena kesamaan struktur virusnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah lebih dari 2,5 juta orang di seluruh dunia terjangkit Covid-19. Para peneliti pun terus berusaha menemukan vaksin untuk membuat orang kebal dari penyakit tersebut serta mencari obatnya.

Para ahli telah mengandalkan informasi dari wabah virus sebelumnya, seperti wabah SARS tahun 2003, untuk mencari solusi dari serangan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Sementara itu, penelitian terdahulu telah menemukan bahwa vaksin BCG yang digunakan untuk menangkal tuberkulosis cukup menjanjikan untuk memerangi virus corona.

Baca Juga

Kini, peneliti University of Cambridge mengungkap bahwa vaksin MMR untuk infeksi rubella, campak (measles), dan gondongan (mumps), dapat membantu melindungi orang dari virus corona tipe baru karena struktur virus yang menyebabkan deretan penyakit tersebut cukup mirip. Dilansir laman Time Now News, struktur virus yang menyebabkan Covid-19, campak, gondong, dan rubela memiliki kemiripan sebesar 29 persen.

Peneliti utama, Dr Yorgo Modis dan Profesor Robin Franklin mengatakan kedua virus itu memiliki struktur sekitar 29 persen. Ini berarti bahwa vaksin untuk satu dapat membantu melawan virus lain, dan mencegah penyakit.

photo
Vaksin virus corona - (Republika)

Para peneliti juga menemukan kesamaan lain antara pasien rubella dan corona. Antibodi yang dikembangkan dalam tubuh terhadap masing-masing virus juga serupa.

Ini bisa berarti bahwa dengan antibodi yang ada terhadap satu, infeksi dari virus lain dapat dicegah. Misalnya, jika seseorang telah terinfeksi rubella di masa lalu, mereka mungkin tidak terinfeksi corona.

Para peneliti menunjukkan bahwa lansia dan populasi pria lebih mungkin untuk mengalami komplikasi atau memiliki risiko kematian yang meningkat karena corona. Studi ini dipublikasikan di server preprint MedRXiV

Menurut WHO, lebih dari 70 penelitian vaksin sedang berlangsung secara global, sementara tiga di antaranya masih dalam uji coba. Belum lama ini, vaksin yang diujicoba di Inggris telah memasuki tahap uji coba manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement