REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog klinis Kasandra Putranto menekankan akan pentingnya menjaga kesehatan mental di tengah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah untuk memutus penyebaran Covid-19.
"Berbagai penelitian tentang pandemi menyebutkan pentingnya peran kesehatan mental, terutama di masa sekarang karena kemajuan teknologi. Sebagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi, maka salah satu faktor yang paling penting adalah imunitas, selain kondisi kesehatan untuk melawan penyakit," kata Humas Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia itu ketika dihubungi di Jakarta, Senin (13/4).
Teknologi, kata dia, ikut andil dalam mempengaruhi kesehatan mental orang-orang yang harus menjalani isolasi mandiri dalam waktu yang lama seperti yang terjadi di Indonesia saat ini.
Tidak hanya dampak positif, yaitu membuat orang tetap bisa bersosialisasi, tapi juga ada dampak negatif ketika terjadi penyebaran informasi yang tidak tepat dan cenderung berlebihan.
Ketika orang lebih dan dan sering menerima informasi yang tidak tepat serta hiperbola, akan membuat kondisi psikologis mereka menjadi cemas, takut dan panik serta berpotensi menghadirkan kondisi tertekan yang meningkatkan reaksi berlebihan.
"Yang berpotensi menghadirkan kondisi tertekan, sehingga meningkatkan reaksi berlebihan, misalnya panic buying, panic sharing, dan mempengaruhi kapasitas daya pikir, yang berpotensi semakin menurunkan daya tahan tubuh seseorang," kata dia.
Karena itu, katanya, di tengah arus berita dan informasi terkait Covid-19 yang kerap menimbulkan kecemasan dan panik, masyarakat harus mengerahkan segala daya dan pikiran untuk melakukan hal positif.
Selain itu, masyarakat juga bisa berupaya untuk berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak dan melakukan kegiatan harian yang berdampak positif bagi diri sendiri dan orang sekitar.