Sabtu 14 Mar 2020 18:38 WIB

Ilmuwan: Virus Corona Bisa Bertahan di Tubuh Selama 5 Pekan

Ilmuwan mengungkap virus corona bisa bertahan di tubuh selama lima pekan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Foto rontgen dada dari salah satu korban virus corona di Wuhan, China. Ilmuwan mengungkap virus corona bisa bertahan di tubuh selama lima pekan.
Foto: www.rsna.org
Foto rontgen dada dari salah satu korban virus corona di Wuhan, China. Ilmuwan mengungkap virus corona bisa bertahan di tubuh selama lima pekan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Para ilmuwan terus berusaha mengungkap segala hal tentang virus corona baru Covid-19. Setelah mengetahui berapa lama virus dapat bertahan hidup di permukaan, sekarang penelitian menguak berapa lama virus hidup di dalam tubuh yang terinfeksi.

Tim peneliti di China menganalisis data dari 191 pasien yang positif terserang Covid-19. Data yang dipelajari termasuk 54 pasien yang telah meninggal serta pasien yang dirawat secara intensif di Rumah Sakit Jinyintan dan Rumah Sakit Paru Wuhan.

Baca Juga

Periset menyimpulkan bahwa RNA, asam ribonukleat materi genetik virus corona Covid-19, rata-rata dapat hidup di tubuh pasien selama 20 hari. Pada sejumlah kasus, virus tercatat bertahan di tubuh lebih lama, yakni sampai 37 hari atau sekitar lima pekan.

Selama ini, pasien yang terinfeksi virus telah direkomendasikan untuk tetap dalam isolasi diri selama 14 hari. Sementara itu, penelitian yang dipublikasikan awal pekan ini di jurnal medis The Lancet mengungkap periode waktu masa inkubasi virus yang lebih lama.

Dalam penelitian, RNA virus bertahan selama rata-rata 20 hari pada pasien yang selamat, serta tetap bertahan sampai virus mati pada pasien yang tidak selamat. Sebagai perbandingan, peneliti juga melakukan komparasi dengan SARS yang mewabah pada awal 2000 dan MERS.

Durasi deteksi virus SARS pada spesimen pernapasan rata-rata selama empat pekan dari sekitar sepertiga pasien. Sementara, pasien yang terinfeksi sindrom pernapasan MERS, durasi RNA bertahan dalam tubuh sedikitnya selama tiga pekan.

"Temuan ini memiliki implikasi penting untuk pengambilan keputusan mengenai isolasi pasien dan bimbingan seputar lamanya pengobatan antivirus," tulis peneliti, seperti dikutip dari laman Fox News, Sabtu (14/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement