REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merintis usaha kuliner di era digital memang menjadi tantangan tersendiri. Sebagai pendiri usaha kuliner ‘Mangkokku’, chef Arnold Poernomo memiliki tips terkait memulai usaha kuliner di era penuh dengan kompetisi ini.
“Sebenarnya sebelum kita memulai sesuatu, kita harus memikirkan visi misi,” ungkap Arnold usai peluncuran Digitara layanan akselerator bisnis kuliner, di Jakarta Pusat, Senin (24/2).
Setelah memiliki visi misi usaha kuliner, pendiri usaha harus menentukan produk sesuai kebutuhan pasar. Artinya, pendiri harus mengetahui adanya ketersediaan dan permintaan produk itu di tengah-tengah pasar.
Jika kedua hal itu telah terpenuhi, maka pengusaha bisa memikirkan konsep untuk menggaet pasar. Hal itu, kata dia, terus bisa dilakukan selama bisnis berjalan.
“Food and Baverage itu adalah bisnis yang memerlukan pembelajaran yang terus berjalan. Bagaimana kita belajar setiap hari. Saya pun belajar dengan partner-partner saya dengan aplikasi seperti Gofood dan Digitaraya mengenai bagaimana kita bisa berkembang lebih baik dan lebih besar lagi,” jelas Arnold.
Arnold yang mendirikan usaha Digitarasa itu ingin fokus membina para pengusaha kuliner untuk berkembang melalui kualitas yang baik. Artinya, untuk mempertahankan usaha kulinernya, maka pengusaha tak boleh berhenti mencari pengalaman. Selain itu, produk yang dikeluarkan saat ini harus menyesuaikan dengan selera pasarnya, yaitu pasar milenial.
“Baiknya buka bisnis sekarang harus pakai cara-cara milenial karena pasarnya sekarang adalah milenial,” tutur Arnold.