Senin 17 Feb 2020 13:30 WIB

Ahli: Penanganan Cepat Jadi Cara Kurangi Dampak Buruk Strok

Penanganan cepat mengurangi risiko disabilitas dan kematian pasien stroke

seminar tatalaksana stroke yang tepat dan akurat di Siloam Hospitals Bekasi Timur. Penanganan cepat mengurangi risiko disabilitas dan kematian pasien stroke
seminar tatalaksana stroke yang tepat dan akurat di Siloam Hospitals Bekasi Timur. Penanganan cepat mengurangi risiko disabilitas dan kematian pasien stroke

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap penyakit yang terjangkit di dalam manusia harus segera ditangani dan diobati berdasarkan beratnya penyakit tersebut. Ada yang cukup dengan istirahat, namun ada yang harus ditangani secara khusus oleh dokter dan segera seperti stroke.

Dokter neurologi Siloam Hospitals Bekasi, dr. Rezy Sesareza, SpN mengatakan stroke dapat menyebabkan disabilitas hingga kematian pada seseorang. Oleh karena itu semakin cepat ditangani maka semakin rendah pula dampaknya dalam tubuh manusia.

Dr Rezy menjelaskan ada beberapa hal yang menjadi penyebab stroke. Aliran darah ke otak terganggu, dan kurangnya pasokan darah berarti bahwa tidak cukup oksigen atau nutrisi mencapai otak dan sel-sel otak menjadi rusak atau hancur secara permanen.

Oleh karena itu menurut dia, tiap orang harus mengetahui gejala stroke yang kemungkinan terjadi.

"Adapun cara kita tahu jika seseorang mengalami stroke adalah sakit kepala parah dan timbul tiba-tiba, pusing, tidak sadarkan diri, gangguan pengelihatan, kesulitan berbicara atau membentuk kata-kata, kebingungan dalam memahami apa yang dikatakan, mengulai mulut di satu sisi, lemahnya atau kehilangan gerakan dan atau sensasi pada satu anggota tubuh atau lebih," ujar dia dalam seminar tatalaksana stroke yang tepat dan akurat di Siloam Hospitals Bekasi Timur berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (17/2)

Ia pun menambahkan penyakit stroke sangat bisa dicegah dengan berhenti merokok, hindari alkohol, kontrol kadar kolesterol, kontrol tekanan darah dan kontrol kadar gula darah. Selain itu perlu juga diet sehat, meningkatkan aktivitas fisik, konsumsi obat-obatan yang sesuai untuk mengontrol penyakit yang menjadi faktor risiko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement