REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara Faozan Rizal berharap anggota Lembaga Sensor Film (LSF) yang baru dapat berkontribusi memajukan perfilman nasional. Ia menganggap, sejauh ini kehadiran anggota LSF masih efektif.
"Aku nggak masalah siapa pun anggota LSF. Yang penting niatnya untuk memajukan film nasional. Itu saja," kata sutradara film Habibie & Ainun (2012) itu saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (12/02).
Di lain sisi, Faozan menyoroti pentingnya kejelian dalam menetapkan klasifikasi film. Menurutnya, LSF lebih baik memberikan rating yang tepat untuk tiap sinema daripada melakukan pemotongan adegan.
Faozan menjelaskan, sejatinya proses penyensoran film tidak sepenuhnya berada di tangan LSF. Usai diperiksa LSF, biasanya film akan kembali didiskusikan untuk menentukan klasifikasi usia penonton, distributor, atau rumah produksi.
Faozan mengenal beberapa anggota LSF yang baru. Ia menyebut dosen Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta Arturo Guna Priatna dan penulis merangkap sutradara Noorca M Massardi sebagai sosok yang dikenalnya.
"Kalau nama-namanya (anggota), aku kenal cuman Mas Arturo karena pernah jadi dosen Editing sama Mas Noorca," kata sutradara Abracadabra itu.
Di mata Faozan, Arturo terkenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi terhadap perfilman nasional. Kiprah panjang Arturo di LSM Sains, Estetika dan Teknologi (SET) bersama Garin Nugroho telah menggerakkan roda perfilman di zaman susah.
"Jadi adanya Beliau di LSF memang sudah tepat," ujarnya.
Komisi I DPR RI menetapkan 17 anggota LSF untuk periode 2019 -2023 setelah melakukan uji kepatutan dan kelayakan pada 10–11 Februari 2020. Mereka diharapkan dapatmenghadapi tantangan dunia perfilman yang semakin berat.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
