REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Pemerintah Finlandia beberapa waktu lalu mengumumkan rencana memberikan cuti melahirkan yang sama bagi wanita dan laki-laki. Ini adalah pertama kali pemerintah menerapkan upayanya untuk membuat, tak hanya ibu, tetapi ayah untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak mereka.
Dilansir BBC, Senin (10/2), kebijakan baru bakal berlaku untuk setiap orang tua, ibu dan ayah yang akan menerima cuti 6,6 bulan atau 164 hari kerja masing-masing dari mereka. Di sisi lain, pemerintah juga akan meningkatkan tunjangan keluarga dari sebelumnya 12,5 bulan gaji menjadi 14 bulan gaji.
Selain itu, kebijakan baru ini juga akan berlaku bagi wanita hamil yang akan mendapatkan tunjangan tambahan satu bulan. Setiap orang tua juga akan diizinkan menyimpan 69 hari kuota mereka untuk digunakan di lain waktu. Sementara orang tua tunggal akan akan mendapatkan 328 hari cuti.
Menteri Urusan Kesehatan dan Sosial Finlandia, Aino-Kaisa Pekonen mengatakan, bahwa reformasi manfaat keluarga di negara itu telah dimulai. Tujuannya untuk memperkuat hubungan orang tua sejak awal.
"Ini memungkinkan persamaan yang lebih baik antara orang tua dan keragaman di antara keluarga," katanya dikutip World Economic Forum, Senin (10/2).
Di bawah sistem berlaku yang diterapkan di Finlandia hingga kini, cuti hamil diberikan 4,2 bulan bagi ibu, sementara ayah 2,2 bulan sampai anak itu berusia dua tahun. Selain itu, sistem cuti orang tua selama enam bulan dapat dibagikan. Namun, rata-rata hanya satu dari empat ayah yang menerima apa yang diberikan kepada mereka.
Itu sebabnya, pemerintah akan memberikan hal baru bagi sistem cuti untuk memberikan waktu bagi sang ayah juga berkumpul dengan anaknya. Pekonen mengatakan, distribusi yang lebih adil dari beban kerja rumah tangga antara orang tua telah terbukti mengurangi risiko perceraian.
"Dalam jangka waktu yang lebih lama, itu juga meningkatkan kesetaraan dalam kehidupan kerja dan upah dengan mengarahkan ayah untuk menggunakan proporsi yang lebih besar dari orangtua daripada sebelumnya," ujarnya.
Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin, mengatakan, bulan lalu bahwa negaranya masih memiliki beberapa cara untuk mencapai kesetaraan gender. Dia mengeluh bahwa terlalu sedikit ayah yang menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka ketika mereka masih muda.
Untuk diketahui, negara tetangga Swedia sudah memiliki sistem cuti orang tua yang paling dermawan di Eropa 480 hari dengan masing-masing 240 hari setelah kelahiran bayi. Laporan UNICEF yang dirilis tahun lalu menganalisis kebijakan ramah keluarga, termasuk cuti orang tua, di antara 31 negara kaya, termasuk Amerika Serikat (AS).
Negara-negara Nordik seperti Swedia, Norwegia, Islandia, Estonia dan Portugal lah dianggap yang terbaik. Negara-negara Uni Eropa juga menuju kebijakan yang sama. Dengan menyatakan negara yang sudah jadi anggota selama tiga tahun per 2019, mesti memberikan cuti melahirkan pada masing-masing orang tua setidaknya empat bulan.
Unicef mencatat, AS adalah satu-satunya negara dalam analisis yang tidak memiliki cuti nasional dibayar untuk ibu atau ayah. Pada Desember 2019, AS mengeluarkan peraturan yang memberikan cuti orang tua 12 minggu kepada pekerja federal. Namun, negara ini masih satu-satunya negara industri tanpa undang-undang nasional tentang cuti orang tua yang dibayar.