Sabtu 08 Feb 2020 01:22 WIB

Nicholas Saputra Cermati Tanggung Jawab Warga Kota Soal Alam

Nicholas Saputra menyebut warga kota punya tanggung jawab besar soal alam.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Produser film
Foto: Republika/Retno Wulandhari
Produser film "Semes7a", Nicholas Saputra, menyebut warga kota punya tanggung jawab besar soal alam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aktor yang kini mulai merambah dunia balik layar, Nicholas Saputra, mengatakan bahwa masyarakat kota memiliki tanggung jawab besar dalam merawat alam. Apalagi, jika mengacu pada fakta bahwa masyarakat urban di dunia sebenarnya hanya berjumlah dua persen, tapi merekalah yang menyumbang emisi paling besar, yakni 70 persen.

“Ada yang hilang antara kita, yang terpisah dengan alam, terutama kita yang berada di kota. Kita punya pengaruh besar dalam memperbaiki negara Indonesia. Kita harus eksploitasi (teknologi ramah lingkungan) dan hidup seimbang,” kata Nicholas dalam acara nonton bareng film Semes7a bersama The Body Shop di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (7/2).

Baca Juga

Bagi Nicholas sebagai produser, membuat film dokumenter memang memiliki tantangan tersendiri. Namun, ia merasa punya mitra dengan pemikiran yang sejalan ketika menggarap Semes7a, yakni Mandy Marahimin.

Nicholas dan Mandy mengenali masyarakat Indonesia adalah orang yang taat beragama. Mereka yakin akan mudah menyampaikan pesan film ini karena semua agama mengajarkan untuk mencintai alam.

“Selain kami concern pada alam, kami juga merasa ini harus mencolek orang dari angle berbeda. Kami coba colek orang-orang dari agama dan budaya masing-masing,” ungkap Mandy dalam kesempatan yang sama.

Film Semesta berkisah tentang mereka yang merawat Indonesia. Para protagonis film ini terdiri dari tujuh sosok yang berasal dari latar belakang berbeda, mulai dari tempat tinggal, budaya, hingga agama.

Mereka juga berasal dari Aceh, Jakarta, Yogyakarta, Bali, Kalimantan, Flores serta Papua. Kehadiran ketujuh sosok ini memang dipilih dengan saksama untuk mewakili manusia dan alam Indonesia yang beragam.

“Berangkat dari kegelisahan, kami rindu dengan alam. Seperti perjalanan personal kami karena berinteraksi dengan tujuh sosok ini. Jadi film ini juga sebagai ungkapan terima kasih pada mereka yang terus menjaga kelestarian alam Indonesia,” papar sang sutradara, Chairun Nissa.

Dengan adanya nonton bareng, menurut Chairun, pesan dalam film Semes7a dapat disebarkan oleh mereka yang telah menyaksikannya, sehingga bisa segera melakukan perubahan hidup. Karena alam akan tetap ada sampai akhir zaman, tetapi manusia sebagai makhluk yang punya akal dan bertanggung jawab mengurus alam, harus berupaya agar alam tidak marah.

"Perubahan iklim mungkin akan terus terjadi, tapi manusia juga harus berubah untuk menjaga perubahan iklim ini agar bisa tetap membuat manusia hidup di bumi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement